Kamis, 22 April 2010

Pengalaman adalah Guru Terbaik

Pengalaman adalah guru terbaik. Sudah lama kita kenal dan akrab dengan kata mutiara ini khan Ul. Sungguh kemarin aku benar-benar khawatir dengan Lana, eee...ternyata kata orang-orang itu tidak apa-apa, paling 'tetepen', digigit semut atau 'tengu'. 'Biarkan aja, nanti juga sembuh, atau cukup kasih minyak kayu putih' demikian kata mereka. Dan ternyata memang benar, sekarang semua sudah kembali normal, meski masih ada satu bintik kecil yang dijadikan alasan Lana untuk ogak memakai celana.
Kau tahu khan Ul, Lana putra kita, ia sangat berhati-hati jika berhubungan dengan sakit. Sedikit saja ada yang beda dengan dirinya, entah itu luka kecil, gatal, atau apapun juga, maka ia akan cenderung mensikapinya dengan histeris.
Kadang aku berpikir mungkin ini adalah cara Allah untuk menjaganya. Tapi Ul, kadang aku juga agak khawatir dengan sikap 'over protective'nya Lana. Aku khawatir, jangan-jangan ia jadi tidak berani melakukan hal-hal baru hanya karena kekhawatirannya yang terlalu besar atas hal negatif yang mungkin terjadi.
Ul, ada lagi yang kadang membuatku berpikir bahwa segalanya memang telah disiapkanNya. Jika tak ingat-ingat Lana sudah terbiasa untuk tidur denganku.
Ul, seringlah tengok rumah ya..., kunjungi aku dan Lana, dalam mimpi maupun dalam rasa. Sungguh Ul, aku dan Lana sangat membutuhkanmu. Aku tahu Ul, tempat kita memang sudah beda, tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi hati yang telah menyatu. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Ia yang Maha Segala. Ia Yang Maha Segala tidak akan membiarkan dua jiwa menyatu tercerai dalam perpisahan abadi, aku yakin itu Ul.
Seperti yakinku pada titahNya, begitulah yakinku akan cinta kita. Seperti yakinku akan takdirNya, demikian juga yakinku pada rindu kita.