Sabtu, 26 Mei 2012

wadul

Ul, beberapa hari ini aku merasa terlalu banyak hal yang menyita ruang pikirku. Terlalu banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan kepada siapapun kecuali padamu. Badan yang tiba-tiba down, beban pikiran yang menumpuk, mulai dari kebijakan dan strategi sekolah sampai pensikapan-pensikapan yang mesti ku lakukan.
Ul, dulu---setiap kali beban begitu menumpuk--meski tidak harus aku katakan padamu, namun kadang dapat mengendur dengan sendirinya. Seringkali beban pikiran yang mestinya menyebabkan kelelahan badan malah membangkitkan gairah seksual yang begitu menggelora. Dan--kau tahu--setelah tersalurkan segalanya menjadi lebih ringan.
Ul, aku ga ngerti apakah ledakan gairah ini muncul akibat penat dan beban pikiran, ataukah hanya sekedar kewajaran badan untuk mengalirkan apa yang menjadi kemestian?
Ul, kadang aku berpikir adakah jalan absah yang diakui norma dan nilai (agama) untuk mengalirkan gairah seksualitas tanpa pernikahan? Sorry Ul, kadang memang benar-benar tak tertahankan.
Kau tahu, beberapa hari ini Lana juga membuatku berpikir bahwa butuh lebih dari sekedar kesabaran untuk mengawalnya menuju kedewasaan. Beberapa hari ini ketika ngaji, Lana seperti kehilangan fokus dan visi. apa yang biasa dilakukan dan dihafalnya seperti hilang tak berbekas, semua seperti hanyut bersama dengan segala kegundahan yang menyerangku secara bersamaan.
Ul, aku ga ngerti apakah karena aku lagi tidak mampu fokus sehingga ketika aku mengajar Lana ngaji, benar-benar tak mampu menyentuh hati dan perasaannya? Aku juga bingung dengan sikap yang mesti tak ambil, inginku tegas namun ketika tegas aku kasihan pada Lana, ia tidak punya tempat untuk mengadu atas ketegasanku, ia tidak punya lagi dada yang akan memberikan kenyamanan kemudian secara halus menyentuh hati dan rasa. Aku diam dan lembut, ada beberapa hal yang malah makin menjadi.
Ah, Ul, maaf jika aku mesti mengganggumu lagi dengan hal-hal seperti ini. Mungkin juga Lana merindumu, merindu ibu untuk bersandar dan merasakan kenyamanan setelah mendapat marah dari bapaknya...
Ul, i love you....'