Jumat, 27 Mei 2011

isteriku

Ul, apa lagi yang mesti ku tuliskan untuk ungkap rindu padamu. Kata tak lagi mampu mewakili rasa. Kalimat hanya akan menyempitkan makna. Gelora rinduku padamu, hanya mampu dijawab oleh satu kata KETEMU, tak peduli ketemu di mana, bagaimana, kapan.
Kadang benar-benar merasa sendiri, sepi, tanpa teman untuk berbagi. Ul, ketidak bersamaan denganmu sungguh mencerabut akar hatiku. hampa, sunyi, senyap.

hanya itulah bahasa rinduku padamu, yang mampu ku tuliskan untukmu. tidak untuk mewakili apa-apa, tidak untuk mengungkapkan apa-apa. hanya berkata, hanya menulis, hanya memberitahu

aku rindu padamu, sungguh rindu padamu

Senin, 23 Mei 2011

rindu Lana

seperti rinduku padamu, mungkin seperti itu juga Lana merindumu, ibunya. Cuma mungkin ia belum bisa bicara, belum bisa ungkapkan apa yang dirasa. kadang ku lihat wajah kecilnya gelisah, seperti tak mengerti apa yang diinginkannya. Saking bingungnya kadang ia tak mampu kalahkan kantuknya, dan tiap tawaran untuk melihat video atau fotonya bersamamu, ia pasti kan menerimanya.
kadang menangis sendiri, tak tahu mesti harus bagaimana. menatap wajah mungilnya, rasakan gelisah yang tiba-tiba melandanya,
Ul, ku harap engkau hadir dalam mimpi-mimpinya, membimbing dalam tidurnya, hingga tak pernah ia rasa tiada bunda....
trima kasih untukmu kekasihnya, belahan abadi jiwaku, puisi yang membentangkan duniaku

Kamis, 19 Mei 2011

sayang

kadang terpikir untuk berhenti. Tidak lagi melangkah untuk mengejar mimpi. Serasa lelah menatap hari. Tapi tiap kali ku mengingatmu, akan mimpi dan anganmu. Tak mungkin aku berhenti, tak mungkin kuakhiri langkah yang telah kita mulai. Tak ku biarkan lelah kalahkah hati.
Ku ingin hanya kembali mengingatmu, segala tentang dirimu. Ku hanya ingin rasakan kembali, percikan semangat yang pernah membakar kita. Ku hanya ingin nikmati kembali kebersamaan dalam asa dan canda. Bersamamu, denganmu, dalam jiwa dan sukma