Rabu, 28 Desember 2011

Ul, kangen....

Ul, selalu tak mampu dan tak ingin ku tepis rindu padamu. Sangat kunikmati setiap desah, setiap resah, setiap tarik nafas berhawa penuh rindu padamu. Kadang begitu berat dan menekan, namun sama sekali tak ingin rindu ini hilang.

Selasa, 20 Desember 2011

Ul, ga ngerti kenapa tiba-tiba awakmu ga enak. Rasanya pegel-pegel, tenaga tak ada, lemes.
kadang aku kembali hampa, segalanya serasa kosong tanpa makna.

Ul....

Senin, 19 Desember 2011

cerita saja

ya Allah, tiba-tiba dalam tidur tak lagi ku rasa kenyamanan, tiba-tiba rasa sakit itu muncul...

Sabtu, 17 Desember 2011

malam ini sayang

Ul, kembali ku tak mampu pejamkan mata, tak tahu mengapa. Ya kerinduanku padamu selalu begitu, begitu menggebu, begitu mengharu biru, begitu mendesah kalbu....

Ul, kadang seperti melayang, tak lagi menyentuh daratan, sedikit di atas tanah, melayang seperti kapas, ringan tapi bukan kegelisahan dan keputus asaan. Melayang bukan karena tanpa pegangan, namun karena nikmat tak tertahankan.

Love you so much....

Senin, 12 Desember 2011

Cerita malam ini

Ul, kadang aku tak lagi mampu menjawab tanya yang melintas. Kembali mempertanyakan tiap langkah yang aku lakukan. Kembali mempertanyakan tiap keinginan yang terbetik di pikiran.

Ul, kadang aku benar-benar tak tahu apakah langkahku demi sesuatu yang punya nilai ataukah hanya sekedar untuk memuaskan rasa iri dan dengkiku.
Kadang benar-benar tak ku mengerti apa sebenarnya tujuan dari langkah, pikiran, mimpi dan anganku. Kejaran apa yang sebenarnya aku tuju, kebaikan ataukah keburukan.

Ul, kadang bercerita sangat aku rindukan, padamu yang selalu menampung dan mendengar setiap keluh kesahan. Memberiku kesegaran untuk kembali ke garis perjalanan.

Ul, ya  begitulah.....

Jumat, 09 Desember 2011

ul, sudahlah...

ul, sudahlah kunikmati saja rinduku padamu...biar semakin berwarna hidupku

ul

ul, ah...terlalu merindumu hingga semua tak terasa

Sabtu, 05 November 2011

hai

Bercerita padamu, tak kan pernah habis kata, tak akan pernah terasa berlalu masa. Selalu saja ada yang diceritakan, selalu ada kisah untuk dibagikan. tak ada jemu.
Mendengar ceritamu tak pernah membosankan telingaku, selalu saja ada hal baru untuk kita renungkan, kita tertawakan, kita kecewakan.
Sendiri tanpamu, tak pernah terasa ringan bagiku. Selalu membekas sembilu.
ah, Ul...........

Minggu, 23 Oktober 2011

curhat lagi...

Ul, sungguh aku tak menyadari bahwa lebih dari 8 tahun aku menceritakan apapun padamu, bercerita tiap perjalanan yang aku lakukan, tiap agenda yang aku rencanakan. Setiap kejadian dalam tiap kegiatan, pasti engkau orang pertama yang akan tahu, karena dengan begitu saja aku akan bercerita segalanya kepadamu.
Ul, sungguh aku baru menyadari bahwa keinginanku untuk segera pulang dari setiap kegiatan yang aku ikuti hanya untuk segera bertemu denganmu. bercerita tentang apapun yang terjadi, apapun yang kulakukan, apapun yang ku temui dalam tiap kegiatan itu, segala cerita lucu, kisah gembira, kekecewaan bahkan kemarahan yang ada di dalamnya.
Ul, sungguh baru kusadari semua itu. Sesuatu yang selama ini tak pernah aku sadari, karena delapan tahun lebih aku melakukan semua itu tanpa berpikir, tanpa melakukan pertimbangan, hanya mengalir begitu saja, sebagai bagian dari kemestian yang harus dijalani, bukan dengan paksaan, namun dengan penuh kerelaan.
Ul, betapa ku tak menyadari bahwa keinginanku untuk segera pulang dari PLPG kemarin bukan hanya karena Lana, tapi lebih karena aku ingin segera bercerita padamu, menumpahkan segala rindu, segala gemuruh, seluruh gairah padamu.
Ul, benar-benar aku jatuh kali ini. benar-benar aku shock ketika menyadari bahwa engkau tak lagi hadir dalam wujudmu. bahwa engkau kini tinggal hanya di hatiku, bukan dalam wujud lahirmu.
Aku lelah, benar-benar lelah beberapa hari ini. bukan lelah badan, bukan letih raga, namun pikiranku lelah, hati letih, rasa seakan lemas tanpa daya. Benar-benar aku merindumu. Betapa biasanya setelah mengikuti kegiatan apapun, dalam lelah, cukuplah bagiku berbaring di sampingmu, memandang wajahmu, cukuplah merasakan seluruh cintamu, cukuplah semua itu untuk mengembalikan seluruh kesegaranku, sebelum kemudian aku akan bercerita padamu. bercerita segala kisah, peristiwa, kejadian yang aku alami selama kepergianku.
Ul, terlalu banyak yang ingin aku ceritakan padamu, namun bukan itu yang aku butuhkan saat ini. Aku lebih butuh merebahkan diri di sampingmu, memandang wajahmu, menikmati senyummu, merasakan damai mengalir di sekujur tubuhku. 
Ul, saat ini aku lebih butuh untuk menyegarkan kembali raga dan jiwaku dengan meregangkan seluruh syaraf di sampingmu, mengurai seluruh rindu padamu.
Ul, haruskah ku rapal seluruh mantra agar engkau menemuiku dalam malam sunyiku?
Rinduku padamu......ah......

Jumat, 21 Oktober 2011

isteriku, dengarlah...

begitu sesak ku rasa
 menggumpal di benak dan dirasa
begitu banyak yang ingin
   ku cerita
  padamu tentang segala
 namun,
saat ini tak mampu ku ucap sepatah kata
hanya bersamamu yang ingin ku kulakukan
hanya dengan ku inginkan saat ini
tak perlu bicara
 tak perlu cerita
hanya bersama
merasakan segala gemuruh
menikmati semua teduh
hanya denganmu
biarlah segala cerita terlantar sia
nanti sajalah aku cerita
setelah gemuruh menjadi reda
setelah teduh selimuti jiwa

Rabu, 19 Oktober 2011

hari ini

ul, maaf jika terlena dalam langkah, bukan untuk melupakanmu karena tak mungkin aku mampu.
ul, aliran ini terlanjur menyatu denganmu, bergerak bersama ingin dan anganmu. tapi sungguh memang kadang sangat rindu, bersama dalam tarik nafas menggebu

Senin, 10 Oktober 2011

curhat

Ul,aku yakin engkau dalam keadaan baik insya Allah selalu dalam keadaan baik dan dalam limpaharan rahmat-Nya. Amin.
Ul, engkau tahu betapa aku kini merasa sangat iri dengan mereka. Tiap istirahat, habis sesi atau bahkan tiap sore setelah pulang dari seharian penat materi, ada orang-orang yang dapat mereka curahi segala keluh kesah, semua rasa bahagia, setiap kisah yang terjadi dalam tiap sesi yang mereka ikuti. Dapat berbagi, mempunyai tempat untuk sekedar bercerita mengurangi kepenatan hari. saling support untuk saling menguatkan hati.
Ul, aku benar-benar iri dengan mereka, ingin aku berontak ketika mereka dengan begitu hangatnya menyata istri, suami atau bahkan anak mereka. seringkali kurasakan sesak luar biasa di dada ketika dengan riangnya mereka bercerita tentang apa yang terjadi, tentang segala kepenatan, tentang setiap hal mungkin bahkan tak perlu diceritakan.
Ul, bahkan aku tak mampu untuk menekan nomor lalu menghubungi rumah untuk sekedar menyapa Lana. Belum kuat rasanya hati untuk berbicara dengannya sementara masih 8 hari aku mesti meninggalkannya. aku bahkan merasa ini terlalu lama baginya untuk berada jauh dariku.
Ul, aku benar-benar merindumu. untuk berbagi denganmu, bercerita tentang apapun yang sedang terjadi, setiap keriangan, setiap kepenatan, setiap kekhawatiran hanya ingin kubagi denganmu. karna tak seorangpun yang layak bagiku sebagai tempat berbagi selain denganmu. karena engkaulah hatiku, engkaulah jiwaku, engkaulah bagian dari diriku.
Ul, tolong mampirlah kemari, jenguk hati yang lagi merindumu.
Ul, ..........

Jumat, 07 Oktober 2011

Uuulllllllllllllllllll..........hadirlah dalam pelukan mimpiku, temani Lana dalam mimpi-mimpinya.

sayang, aku merindumu lagi

Ul, tiba-tiba rindu menyerang di pagi ini. Bergetar hati, menggigil tubuh, merindu hadirmu di hari-hariku. Segala kenangan, setiap keindahan, tiap jengkal perjalanan kembali melintas, bermain-main dalam pikiran, mengiris setiap lapis kepedihan yang belum juga tersembuhkan.
Ul, merindumu adalah salah satu nikmat terbesar yang dianugerahkan padaku, sekaligus juga kegelisahan yang terlalu sering dapat tertahankan.

Minggu, 02 Oktober 2011

ketika kata tak lagi bermakna

kerinduan,
sesuatu yang tak lagi mampu ku ungkapkan
getar dahsyat yang tak lagi mampu ku uraikan
gejolak yang tak lagi mampu ku wakilkan
 pada huruf
    pada kata
      pada kalimat

tinggal rasa
  makna tanpa kata
     arti tanpa bunyi

rasa cinta,
menghilangkan seluruh kata
  melenyapkan segenap simbol
     mendangkalkan setiap makna

cukup rasakan
getaran,
    aliran,
       gelombang badainya

padamu,
ku serahkan
tak ada akal
  tak ada pikir
     tak ada nalar

hanya jiwa
             hati
      dan sukma

ceritaku

Ul, lagi suntuk banget hari ini, ga da pa-pa, semua pekerjaan hari ini telah selesai, tapi aku malah kembali masuk dalam dunia sepi, tinggal hampa menemani.
Kadang terpikir untuk tidak pulang, bawa motor entah kemana, mencoba mencari keramaian untuk tutupi kesepian dalam diri, tapi selalu ae ingat Lana lagi main, so akhire ya pulang juga, tapi ketika sampai rumah dan Lana ga da di rumah, entah main entah pergi seperti saat ini, maka tanpa daya langsung ae terseret dalam pusaran kesepian yang kadang sangat menyakitkan, kadang sangat tak tertahankan. segalanya lenyap, tak ada suara, tak ada hembusan, tak ada kesejukan, hanya sunyi, sepi, hampa. hanya panas, gersang, meranggas. hanya kering, kerontang.
Ul, kadang kemarahan tak juga mampu ku kendalikan, ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai harapan, ketika tiap langkah hanya menghasilkan kekecewaan. kembali meranggas dalam ketak berdayaan. tak ada lagi yang meredam kemarahan ketika sampai di rumah, tak ada lagi yang menyiram kesejukan saat kegerahan menyerang di balik apa yang tampak di luaran.
Ul, ku semakian saja ku rasakan betapa engkau sangat aku butuhkan. untuk menemani, mendampingi, mengingatkan, mendamaikan, menyejukkan, menggairahkan.
Ul, ah....

Sabtu, 24 September 2011

akhire

hingga pada akhirnya
tak lagi mampu ku menulis apapun
tentangmu
    padamu

tinggal kelu
              membisu

Minggu, 18 September 2011

bukan separo tapi seluruh

bagaimana mungkin
ku kehilangan
separuh
       jiwaku
saat engkau 
         pergi

jika
seluruh hatiku
bersama
   denganmu
    

Sabtu, 17 September 2011

Ul

rindu, kangen, bronto, missing, dzauq, atau apapun lah orang dari berbagai belahan dunia menyebutnya. yang jelas seluruh jiwa mengharap pertemuan denganmu, segenap hati hanya terfokus padamu, setiap pori dalam tubuh benar-benar mengharap bertemu, berpadu dengan setiap pori dalam dirimu.
untuk bertemu, memadu, menyatu. dalam gelora yang bergulung, dalam desiran yang mententramkan, dalam kobaran yang mensirnakan.

Kamis, 15 September 2011

curhat lagi

Ul, tidak ada kebohongan di antara kita, tidak ada hal yang disembunyikan di antara kita. Semua ku ceritakan padamu, hanya padamu. Tak seorangpun boleh menerima seluruh ceritaku, engkaulah yang akan tahu.
Ul, kini masih saja ku bingung untuk kembali bercerita kepadamu, dari mana ku mulai cerita, terlalu banyak hal mengendap di kepala yang kadang seakan gak mampu ku tahan dan menekan berat pada pikiran, bagaimana aku bercerita, terlalu banyak kisah yang hendak kuceritakan namun tak tahu cara menyampaikan ceritaku padamu. tentang kegelisahan, tentang kerinduan, tentang cinta, tentang kita, tentang lana.
Ul, kadang memang aku bercerita kepada orang lain, tentang beberapa hal yang kurasakan, namun tetap saja terlalu banyak hal yang hanya ku ceritakan padamu, terlalu banyak kisah yang hanya bisa ku ungkapkan padamu, terlalu banyak peristiwa yang hanyak bisa ku urai padamu, terlalu banyak yang tak mungkin bisa ku ceritakan kepada orang lain, sedekat apapun ia denganku.
Ul, ah....mungkin dengan cara inilah ku mampu bercerita padamu. Dalam diam, dalam tepekur, dalam kesunyian kata, seluruh cerita mengalir dalam rasa, segenap kisah tersampaikan dalam sunyi,
Ul,

Senin, 12 September 2011

curhat

Ul, kadang hampir tak kuat untuk melangkah sendiri. Terlalu banyak hal yang tidak mungkin bisa ku bagi dengan orang lain, meskipun ia membuka diri dan mau mendengarku. Terlalu banyak hal yang--bagiku--hanya mampu ku bagi denganmu, karena engkaulah isteriku. bagian dari diriku yang akan dengan lapang menampung seluruh gelisahku, bagian yang menyempurnakan diriku sebagai seorang manusia. terlalu banyak hal yang hanya layak didengar olehmu dariku, karena engkaulah isteriku, kekasihku, belahan jiwaku.
Ul, ah......selaksa rindu padamu, segulung gairah menggumpal menunggu hadirmu
Ul, entahlah....bagaimana lagi ku mesti berbagi denganmu

Selasa, 06 September 2011

selalu

padamu selalu akhir dari tiap pandanganku. untukmu ujung dari tiap langkahku. bagimu persembahan tiap usahaku.
Ul, aku tak tahu apakah ini salah atau benar. apakah ini dilarang atau dibolehkan. apakah ini kesyirikan ato bagian dari upaya mengesakan sang Maha Esa.
Ul, jelas bagiku bahwa detak ini, denyut ini, angan ini, mimpi ini, semua berawal darimu, berjalan bersamamu dan mungkin terwujudpun karenamu. Tidak ada keinginan untuk menyekutukan Ia yang tak mungkin disekutukan dengan apapun. Setidaknya itu yang aku yakini.
Ul, sering aku mengatakan cinta ini, rindu ini, kegilaan ini adalah salah satu anugerah terbesar bagiku. Kadang bahkan seperti tuhan baru bagiku. Namun bukankah tidak termasuk menyekutukan ketika aku menjalani semua ini dengan yakin bahwa semuanya berasal dari-Nya. semuanya atas perkenan dan kehendak-Nya.
Ul, ah...kadang kembali menjadi tak mampu bercerita lagi...membiarkan semua mengalir begitu saja, perih biarlah perih, pedih biarlah pedih, sedih biarlah sedih, menangis ya menangis sajalah...
Ul, eemmmmmmmmmmmm...aaaaaahhhhhhhhhh

Minggu, 04 September 2011

Ul, I need U

Ul, betapa berartimu bagiku. bukan sekedar untuk menemaniku, bukan sekedar untuk mengisi hari-hariku, bukan sekedar untuk menyempurnakan kemanusianku, bukan sekedar untuk mengindahkan perjalanan hidupku.
Ul, betapa bermaknanya engkau bagiku. untuk mendampingi langkah-langkahku, untuk mengingatkan kecerobohanku, untuk mencerdaskan kebodohanku, untuk meluruskan penyimpanganku, untuk menguatkan ketakberdayaanku.
Ul, betapa aku merindumu. sebagai teman, sebagai kekasih, sebagai suami, sebagai laki-laki.
Ul, pasti engkau kini jauh lebih mampu mengerti aku. Di alammu kini, kau pasti lebih mampu menembus sekat-sekat hati untuk mengetahui apa yang tersimpan, tersembunyi, terahasiakan bagi tiap jiwa yang masih terkungkung raga.
Ul, betapa aku mencintamu, bukan hanya karena tubuh perempuanmu, namun lebih pada jiwa yang menggerakkan ragamu.
Ul, bukan aku hendak merayumu. Aku tahu kini engkau sudah tak perlu. Aku hanya mencoba menguatkan diriku agar tetap mampu melangkah maju.

Jumat, 02 September 2011

engkau menurutku

aku mengenalmu
sebatas apa yang aku tahu
     tentangmu

aku mengerti dirimu
sebatas apa yang aku pahami
     tentangmu
dan engkau jauh melebihi
  segala pengetahuan dan pemahamanku
      tentangmu

namun,
aku mencintamu
jauh melebihi segala pengetahuan dan
   pemahamanku tentang cinta
jauh lebih indah melebihi selaksa kata
   yang mampu ku susun untuk memuja

aku merindumu
jauh melampaui segala pengetahuan dan
    pemahamanku tentang gelora
jauh melampaui segala resah yang mampu
     ku rasa

Kamis, 01 September 2011

hanya cerita saja

ul, ah..entahlah dari mana ku mesti mulai bicara, bercerita dan berbagi denganmu. Banyak hal berlaku, berjalan, terjadi. Banyak hal yang kadang serasa tak mampu ku taggung sendiri. Banyak hal yang mesti kuceritakan agar beban tak terlalu menekan dada dan perasaan.
ah, ul..., yang jelas tidak ada pengalaman yang sama dan sebuah perjalanan waktu. setiap peristiwa membawa perbedaannya masing-masing, yang ada hanya kemiripa-kemiripan yang dapat dijadikan acuan. setiap peristiwa menambah deretan panjang pengalaman hidup. semakin nyata bagiku betapa indah dan nikmat kebersamaan denganmu.
ah, ul...ku rindu padamu, selalu rindu padamu, tak ada ragu, tak perlu malu.
ul...ah...selalu kau lebih mengerti aku, selangkah lebih cepat dari pemahamanku tentang diriku....
ul...pokoke kangen banget lah...

Senin, 29 Agustus 2011

....Ul

................ah, Ul, lagi-lagi tak ada kata yang mampu kutuliskan untuk melukiskan apa yang sedang aku rasakan. cinta, rindu dan seluruh rasa yang kini ada di dada, mengalir dalam darah, menyebar ke seluruh arah, berhembus bersama nafas kian lama kian menyesak dada.
Ul, kini tanpa kata kita bicara, tanpa suara kita bersambung rasa, biarkan segalanya bicara dalam diam karena kata telah kehilangan makna, suara telah kehilangan kekuatannya.
Ul, segalanya telah kuungkap dalam diam, dalam resah, dalam gerak langkah. kepadamu, ...kepadamu, ....kepadamu.

Senin, 15 Agustus 2011

ungkapkan segala

ku menciummu dengan segenap jiwaku
sepenuh cintaku
    seluruh rinduku

ku menciummu sepanjang waktu
gelegak kasihku padamu
    segala keindahan menyatu

Minggu, 14 Agustus 2011

....................

..............................................................................................................................................................................................
........................................................
ya begitulah. hanya padamu kuceritakan semuanya. semoga engkau mengerti.
terima kasih asal setiap keindahan yang telah terukir bersamamu

Sabtu, 06 Agustus 2011

sungguh kangen pakai banget lagi

Ul, menangis adalah jalan terakhirku ketika tak lagi mampu ku tahan beban kerinduan yang menghimpit dadaku. Nengalirkan air mata adalah hal paling akhir ketika tak mampu lagi ku hibur hatiku. Ketika bertemu denganmu menjadi sebuah kemestian, keniscayaan.

Ul, kadang serasa terlalu sempit hati ini saat rindu begitu menggebu. Saat gelora begitu menggila. Serasa tiada guna seluruh  pertahanan  jiwa. Tak ada tempat lagi untuk berbagi, tak mungkin dapat ku bagi beban  rindu ini. Semua hanya untukmu. Anugerah terindah dari Tuhanku.

Ul, menangis adalah caraku ketika kata telah kehilangan makna. Air mata adalah sungai kecil yang bermuara di hatiku untuk mengalirkan rindu saat dinding hati tak lagi mampu menahan gulungan gelombangnya.

Ul,hari ini segenap rasa, hati, dan jiwaku penuh denganmu. Kasih, cinta, rindu sepenuh seluruh untukmu. Biarlah hari ini ku lalui hanya untuk menikmati rinduku padamu. 

Ul, seluruh dekap cintaku terlalu rindu untuk mendekapmu.

Ul,ah… engkau pasti tahu seluruh aliran ini, gelombang ini, cinta ini, rindu ini, rasa ini….

Semoga Ia yang Maha Segala segera menunjukkan jalan bagi kebersamaan kita. Amin.

lg kangen

Ul, ku merindumu luar biasa. Begitu hebat seperti saat kita belum bersama. Begitu mendesak dada, begitu menggelisahkan, begitu benar menekan dada.

Ul, ku merindumu luar biasa. Begitu hebat hingga hanyutkan semua. Begitu kuat menekan segala rasa.

Ul, ku merindumu luar biasa. Hingga tak ada kata tuk ungkapkan rasa.

Ul, ku merindumu luar biasa, tak ada tempat bagi lainnya.

Ul, ku merindumu luar biasa, hingga hari ini pun hatiku kacau seperti masa-masa ketika kebersamaan masih impian kita.

Ul, ku merindumu luar biasa. Biarlah kacau saja hariku, aku hanya ingin menikmatinya…

Ul, ……..

Jumat, 29 Juli 2011

sayang

ul, kangen banget. semua kembali mengemuka tatkala kembali mengaduk-aduk video di harddisk. video drumband, display anak-anak, latihan drumband dan pentas terakhir drumband di lapangan. Semua mengingatkan jejak-jejakmu, memantulkan bayangan dirimu, bukti kerja keras bersama.
ul, kangen banget lagi. kangennnnnnn bangeeeeeeeeeeeeeet

Minggu, 17 Juli 2011

kadang ragu

Hai Ul, nisfu sya'ban--biasanya Yaasin tiga kali setelah shalat magrib, iya kan? masih kulakukan kok.
Ul, kadang aku benar-benar takut tidak mampu memberi Lana apa yang mesti ia dapatkan. Mendidik, mengajar, membekali dengan segala kebutuhan menghadapi zamannya. Kadang aku ragu akan kemampuanku untuk melapangkan jalan bagi perkembangan Lana, perkembangan fisik maupun psikisnya.
Ul, tahun ini Lana mulai sekolah, meski masih belum kenal betul gunanya sekolah.
Lucu--mungkin kamu juga akan tertawa--hari pertama masuk ga sampai istirahat udah minta jajan dan langsung pulang, ga mau masuk lagi. Hari kedua sukses sampai akhir setelah istirahat beli kembang api.
Ul, ku rindu selalu bersamamu, sharing ide, bikin rencana, buat agenda, kejar mimpi, wujudkan angan.
Ul, semoga engkau sejahtera dan damai selalu, nyenyak dalam tidur panjangmu, di ranjang semerbang bunga mewangi, hingga bangkit di akhir penantianmu.

Rabu, 06 Juli 2011

isteriku,....


Ul, benar-benar sepi ku rasa hari ini. Tak ada perayaan, tak ada yang ribut merencanakan liburan, tak ada yang memilih tempat untuk sekedar makan. Benar-benar sunyi hari ini, tak ada belaian, pelukan, apalagi ciuman.
Ul, semakin terasa betapa perpisahan begitu menyakitkan, betapa kesendirian begitu menyeramkan, betapa kebersamaan begitu berharga dan tak terbayarkan.
Kadang masih saja air mata tak mampu ku tahan. Nyeri masih begitu terasa di hati. Sakit masih begitu terasa di jiwa. Sunyi hampa tanpa canda, sepi sendiri tanpa belahan diri.
Benar memang semua adalah takdir yang telah ditetapkan. Benar pula bahwa garis ketetapan tak ada yang mampu membelokkan. Tapi menerima semua takdir bukan berarti tidak lagi merasakan sakit dan pedih bukan?
Menerima bahwa segala peristiwa adalah hal terbaik yang mesti terjadi pada tiap diri bukan berarti tidak ada luluh lantak dalam diri ketika peristiwa begitu berbeda dengan yang diangan bukan?
Ul, semakin rindu ku padamu, semakin yakin akan maknamu bagiku. Semakin mengalir deras inginku bersamamu semakin yakin ku akan takdirmu bagiku.
Inilah anugerah terindah bagi jiwa. Anugerah yang mampu membuatku mengharu biru, anugerah yang mampu membuatku berkobar menyala, anugerah yang mampu membuatkan dingin membeku, anugerah yang mampu membuatku menangis darah, anugerah yang mampu membuatku bagai tersayat sembilu, anugerah yang selalu membuat hatiku begitu megah, anugerah yang kadang seakan mendorongku untuk tertuntuk menyerah, namun sekaligus juga tegak menantang.
Ul, rinduku padamu adalah bukti keagungan anugerah cinta bagiku. Anugerah yang mampu membuat manusia menjadi malaikat sekaligus iblis dalam kehidupannya..............

Sabtu, 25 Juni 2011

Ul, rinduku padamu

sungguh ku sangat rindu padamu
bahkan mungkin terlalu rindu padamu

rindu akan hangat tubuhmu
                    peluk eratmu
                     belai lembutmu
                      kecup bibirmu
                     senyum indahmu
                    suara merdumu

sungguh ku sangat merindu
dan semakin terlalu merindu
                               padamu
rindu akan kobar semangatmu
                    ide-ide cerdasmu
                     kritik pedasmu
                     
sungguh ku sangat merindu
semakin bertambah sepanjang waktu
rindu akan hangat cintamu
                    sejuk kasihmu
                     gelora sayangmu
                       gelombang rindumu
                     damai bersamamu

sungguh ku sangat merindu
padamu selalu
puisiku
    kekasihku
       isteriku
          raniku
      Syarifa-ku
         Ulya-ku

ku merindu segala
    di dirimu
        ragamu
         jiwamu
           sifatmu
         caramu
Ul, mmmmmmmmmmmmmmm.....ah...........

Minggu, 12 Juni 2011

rindu padamu

Ul, ku rindu padamu dalam setiap peran yang kau mainkan bagiku. Ku rindu padamu sebagai laki-laki yang merindu perempuan. Aku merindumu sebagai suami yang merindu isteri. Aku merindumu sebagai kekasih yang merindu belahan hati. Aku rindu padamu sebagai seorang sahabat yang merindu sahabat jiwa.
Ul, tak mungkin bagiku untuk menceritakan segala rinduku padamu. Tidak pada siapapun, karena rinduku padamu hanya mampu kubagi padamu. Rinduku padamu hanya mampu ku ungkap padamu. rinduku padamu hanya mampu ku urai denganmu.
Ul, kadang gemetar seluruh badan, bergetar di tiap titik aliran badan, ketika mencoba menahan rindu padamu.

Senin, 06 Juni 2011

hai

Ul, kau tahu, tak mungkin ku ceritakan sepiku kepada orang lain selain dirimu, tak mungkin ku ungkap resah gelisahku kepada orang lain selain dirimu.
rinduku, tak bisa ku alihkan kecuali ke dirimu. getar rasa dan jiwaku tetaplah milikmu. inilah bagian dari anugerah terbesar Tuhanku.
Ul, kini kau lebih tahu dariku kedalaman makna dari tiap peristiwa, lebih dekat pada sang Sejati.

Jumat, 03 Juni 2011

Rinduku Ul

kadang benar-benar seprti hampir putus asa. tak tahu lagi mesti bagaimana. Ul, ketika tiba-tiba ku rindu padamu, rindu belaimu, pelukmu, ciummu, cumbumu, menggigil tubuhku seprti tak ada lagi panas mengalir dalam darahku. Beku dalam salju merindu.
Ul, maafkan aku mesti menggunggumu dengan persoalan seperti ini. Di sana tentu kau tak lagi butuh kehadiran raga, damaimu kini damai jiwa, tak lagi membutuhkan pemenuhan tubuh.
Ul, kadang ku merindumu dalam rindu laki-laki kepada keperempuananmu, raga laki-laki yang membutuhkan raga perempuan, untuk memadu, bersatu, saling mengalirkan panas gejolak sebelum menggumpal membeku yang menyesakkan dada, mengaburkan pikir. Menggigil seluruh tubuh saat itu, ketika panas tak lagi tertahankan, semua jadi kebekuan.
Ul, saat ku merindumu dalam rindu sahabat untuk berbagi, serasa sepi seluruh bumi, lidah kelu terkunci. Segala hal yang mesti dibagi, menumpuk menekan dalam diri. Tinggal sunyi, menahan beban hampir meledak dalam dada, menyesakkan pikiran, menyempitkan wawasan, menyumbat aliran kecerdasan.
Ul, ku merindumu sebagai apapun yang melengkapi diri, tak mungkin mampu ku ganti, tak bisa dialihkan, tak bisa ku belokkan...

Jumat, 27 Mei 2011

isteriku

Ul, apa lagi yang mesti ku tuliskan untuk ungkap rindu padamu. Kata tak lagi mampu mewakili rasa. Kalimat hanya akan menyempitkan makna. Gelora rinduku padamu, hanya mampu dijawab oleh satu kata KETEMU, tak peduli ketemu di mana, bagaimana, kapan.
Kadang benar-benar merasa sendiri, sepi, tanpa teman untuk berbagi. Ul, ketidak bersamaan denganmu sungguh mencerabut akar hatiku. hampa, sunyi, senyap.

hanya itulah bahasa rinduku padamu, yang mampu ku tuliskan untukmu. tidak untuk mewakili apa-apa, tidak untuk mengungkapkan apa-apa. hanya berkata, hanya menulis, hanya memberitahu

aku rindu padamu, sungguh rindu padamu

Senin, 23 Mei 2011

rindu Lana

seperti rinduku padamu, mungkin seperti itu juga Lana merindumu, ibunya. Cuma mungkin ia belum bisa bicara, belum bisa ungkapkan apa yang dirasa. kadang ku lihat wajah kecilnya gelisah, seperti tak mengerti apa yang diinginkannya. Saking bingungnya kadang ia tak mampu kalahkan kantuknya, dan tiap tawaran untuk melihat video atau fotonya bersamamu, ia pasti kan menerimanya.
kadang menangis sendiri, tak tahu mesti harus bagaimana. menatap wajah mungilnya, rasakan gelisah yang tiba-tiba melandanya,
Ul, ku harap engkau hadir dalam mimpi-mimpinya, membimbing dalam tidurnya, hingga tak pernah ia rasa tiada bunda....
trima kasih untukmu kekasihnya, belahan abadi jiwaku, puisi yang membentangkan duniaku

Kamis, 19 Mei 2011

sayang

kadang terpikir untuk berhenti. Tidak lagi melangkah untuk mengejar mimpi. Serasa lelah menatap hari. Tapi tiap kali ku mengingatmu, akan mimpi dan anganmu. Tak mungkin aku berhenti, tak mungkin kuakhiri langkah yang telah kita mulai. Tak ku biarkan lelah kalahkah hati.
Ku ingin hanya kembali mengingatmu, segala tentang dirimu. Ku hanya ingin rasakan kembali, percikan semangat yang pernah membakar kita. Ku hanya ingin nikmati kembali kebersamaan dalam asa dan canda. Bersamamu, denganmu, dalam jiwa dan sukma

Rabu, 30 Maret 2011

hanya padamu mampu ku labuhkan rindu
 untukmu segenap rasa
dan bersamamu kurasakan kemegahan cinta

Rabu, 16 Maret 2011

hai

ul, selalu merindumu saepanjang waktu. kadang sepi, sendiri, tak tahu mesti ke mana berbagi.
ul, bantu aku agar mampu jalani semua, lewati segala, raih apa yang pernah kita rencanakan.
ul, kau tahu apa yang kurasa. kau tahu arti dirimu padaku.
ul, rindu kadang memerindingkan tengkukku, malam sunyi sepi hampa.
ul, semoga mampu ku jalani hari-hariku

Senin, 21 Februari 2011

how are you today, my wife...

Ul, how are you today? I believe you're always in good condition, better and more better. Ul, sekarang Lana sudah semakin berkembang, banyak hal yang kadang susah tak jelaskan kepadanya,. semakin banyak pertanyaan yang kadang membuatku, membuatmu, membuat kita tertawa, kadang juga buat bingung bagaimana menjelaskannya. Ul, kadang aku merasa Lana benar-benar merindumu, merindu ibunya. Mohon padamu seringlah jenguk ia, dalam mimpi maupun dalam rasa. Biar ia rasa ibunya selalu bersama....

Sabtu, 05 Februari 2011

Ul, ah...

Ul, kadang serasa tak bisa lagi ku bertahan, banyak hal yang tak terpikirkan mesti dihadapi. Sendiri benar-benar sepi, meski engkau mengalir dalam nadi.
Kadang, ku berpikir untuk berhenti saja. Berhenti dan tidak melakukan apa-apa. Dan mungkin saat ini pun aku sudah mulai berhenti. Tak ada lagi anak-anak yang datang untuk menari di atas tuts, tak ada lagi anak-anak yang datang untuk bernyanyi i bring.
Ingin ku mulai semua, ingin ku lihat kembali anak-anak menari jemari di atas tuts, ingin kembali ku lihat anak-anak bernyanyi i bring, tapi maafkan aku isteriku, ternyata aku belum cukup mampu. Sering yang ku jadikan alasan Lana, tapi mungkin bukan itu sebenarnya. Aku belum mampu keluar dari kotak pandora kita. Kotak yang di dalamnya ada aku dan kamu. Kotak yang di dalamnya langkah kita ambil bersama. Engkau merencanakan, aku merancang. Engkau mencanangkan, aku mewujudkan, kemudian bersama kita berjalan melakukan, melaksanakan, mengevaluasi dan merencanakan kembali.
Maafkan aku Ul, aku belum juga mampu keluar dari kotak itu. Aku belum mampu temukan cara untuk bekerja dengan engkau di dalam diriku.
Semoga, segalanya berjalan menjadi semakin baik.
amin

Rabu, 19 Januari 2011

Ul, aku rindu padamu dan it's not about sex.
aku merindumu sepanjang waktu.............

Sabtu, 01 Januari 2011

ul

ul, kadang sepi serasa hendak membunuhku
begitu rindu aku padamu
seluruh hadirmu
senyum, tawa, canda
cemberut, kesal, marah
belai, peluk, cium

begitu rindu aku padamu
hingga waktu seakan berhenti terpaku