Rabu, 31 Oktober 2012

Lana is Lana

Ul, Lana is still Lana, Lana ya Lana. Mungkin itu yang hari-hari menjadi cerita menarik. 
Kau tahu Ul beberapa hari ini Lana melakukan beberapa hal yang tidak biasa ia lakukan, mulai dari tiba-tiba ga mau ngaji, tiba-tiba ga mau berangkat sekolah, disuruh cukup rambut ga mau dan beberapa hal lain yang sudah menjadi rutinitasnya tiba-tiba ia tidak mau melakukan.
Ul, dalam beberapa hari ini aku melihat Lana sebagai benar-benar gambaran kecil kita berdua, keras kepalamu dan juga ngengkelku dua-duanya ada dalam dirinya dan kadang muncul dengan tiba-tiba. Bayangkan saja tiba-tiba aku harus berhadapan dengan diriku sendiri sekaligus dirimu dalam satu waktu, seorang yang kalau sudah punya keinginan tidak bisa ditawar ditambah selalu punya alasan untuk membenarkan keinginannya, ah....mesti banyak belajar lagi nih...
Ul, benar kata orang bahwa yang paling mampu untuk mengalahkan orang tua adalah anaknya sendiri. Mengapa demikian? aku berpikir mungkin bukan sekedar karena orang tua terlalu menyayangi anaknya, mungkin juga--selain karena sayang--orang tua juga melihat dirinya sendiri dalam diri anaknya. Jadi, mana mungkin seseorang mampu mengalahkan atau mengabaikan dirinya sendiri.
Ul, sebenarnya aku sendiri bingung dengan sikap Lana akhir-akhir ini yang seringkali berubah dengan tiba-tiba. Bisa saja kadang ia jenuh dengan aktivitas harian yang ia lakukan, pagi ke TK, sore TPQ, habis magrib Fasolatan (kalau yang ini kita juga kan, sama-sama mudah bosen dengan rutinitas yang kita lakukan) sehingga kadang ia ingin melakukan sesuatu yang berbeda dengan rutinitas biasa, mungkin inilah refreshing a la Lana, he he...
Ul, mungkin juga ia sedang benar-benar merindukanmu sehingga seluruh energi dan fokusnya hanya padamu dan akibatnya ia merasakan malas luar biasa untuk melakukan apapun selain mengingatmu (kadang aku juga seperti itu kog) dan ia tidak tahu harus melakukan apa untuk mengalirkannya, so yang ia lakukan ya pokoke ogah melakukan apa-apa, ah entahlah Ul....
Ul sampai sekarang pun aku masih benar-benar bingung dan tak tahu apa yang mesti ku lakukan untuk memberi Lana bimbingan, pengarahan, dan pembelajaran terbaik (selain memasukkannya ke TK dan TPQ). Serius Ul, sampai sekarang aku belum menemukan cara yang tepat untuk membelajarkan Lana, karena bagiku Lana is a special one, berbeda dengan anak-anak seusianya baik dalam sikap, pilihan, tata pikir dan lain sebagainya.
Ul, Lana tetaplah Lana kita yang dulu, yang selalu heboh dalam mensikapi segala sesuatu, mulai dari hal yang menyenangkan hingga hal yang tidak menyenangkan. Beberapa hari lalu ketika tiduran di tempat bue, tiba-tiba ia kejatuhan kotoran tokek, ia bilang, 'bapak ki rek teles gene?', kemudian tak lihat, e ternyata ada kotoran tokek di bajunya, maka ku jawab, 'ga pa-pa, mung keno telek tikus', tahu bahwa ia kena kotoran di bajunya, langsung ia ribut, mulai dari minta basuh tangan yang katanya baunya ga enak, terus langsung minta gantu baju--padahal yang kena mung sedikit--dan ga mau ketika tak bilang, ayo bali ganti klambine nang omah, tetap ae ia minta bajunya ditanggalkan dan akhirnya malah tidak berbaju (mung pakai singlet) baru mau ia pulang dengan singletan dan ambil baju ganti. 
Paginya, tiba-tiba ia bilang Bapak Lana ga pe sekolah, tak tanya lha ngapa? sakit?, ia diam saja meski menurutnya satu-satunya alasan adalah males karena terlalu jenuh (mungkin ia lagi boring dengan sekolah). Tak desak dengan pertanyaan, eee seperti biasa ia tetap ae diam dan mulai nangis...
Ah....kalau sudah gini aku yang kalah Ul, so akhire ya ga sekolahlah hari itu......
Ul, kadang aku berpikir jangan-jangan beban yang diterima Lana dengan beragam kegiatan belajarnya terlalu berat baginya. Jangan-jangan aku juga sudah mulai menuntutnya untuk bisa melakukan banyak hal yang sebenarnya ia belum mampu melakukannya, sehingga kadang ia merasa malas untuk melakukannya.
Ah, entahlah Ul......biasanya dalam keadaan seperti ini aku akan menghubungi Jun kemudian berdialog tentang hal ini dan hal-hal yang berkaitan sehingga seringkali menemukan beberapa alternatif untuk mensikapinya, tapi kali ini aku tidak bisa melakukannya. Kau tahu sendiri kan Ul, saat ini aku tidak memiliki akses komunikasi dialogis dengannya, entahlah sampai kapan....ya cuma aku berharap ini ga akan terjadi terlalu lama lah, he he...
Ah, sudahlah Ul, mungkin ini dulu cerita kali ini....Seringlah tengok rumah dan temani Lana ya (aku juga lho, kan aku juga kangen, he he...)

see you, love you so much as always.....
tunggu aku di pantai rindu karena aku akan datang dengan gelombangnya...he he....