Sabtu, 20 Oktober 2012

Ul, selesai sudah

Ul, selesai sudah persoalan dengan Jun, yang benar tebakan ketiga, ia lagi ada masalah dan ia tidak ingin berbagi dengan siapapun. Ia ingin menyelesaikannya sendiri. 
It's OK, semua orang berhak memilih dan menentukan caranya sendiri dalam menghadapi masalah, dan aku memilih ga akan mencampurinya. 
Ul, mungkin hari-hari ini aku akan banyak bercerita padamu, menulis di sini karena tak pikir aku juga ga bisa lagi bercerita banyak pada Jun apalagi ia sendiri sedang dalam masalah. Alih-alih ceritaku bisa meringankan masalahnya, lha kalau malah menambah runyam kan bisa berabe, he he...
Ya mungkin kadang aku akan tetap akan berkomunikasi dengannya Ul, entah lewat email atau sms, tapi yang paling yang ingin tak ceritakan ya cerita biasa ae, tidak seperti beberapa waktu lalu. Cerita standar lah, he he..

Wis sik ya, ki Lana wis tangi dan biasa Lana sampai sekarang ga pernah bisa terima ketika ia bangun dan aku masih berkutat dengan keyboard.

Thanks for everything, Love you as always
..................

Maafkan aku Ul

Ul, ternyata Idul Adha tinggal seminggu lagi. Jum'at depan sudah Idul Adha. Dulu kita bersepakat bahwa kita akan berusaha agar setiap Idul Adha keluarga kita mampu menyembelih kurban meski hanya seekor kambing, dan selama ini kita berhasil melaksanakannya.
Ul, maafkan aku, mungkin kali ini aku gagal melaksanakan kesepakatan kita. Tinggal seminggu dan aku mulai yakin bahwa tahun ini keluarga kita tidak bisa menyembelih hewan kurban. Maafkan aku Ul, aku ga teliti dalam merencanakan sesuatu, aku masih berpikir bahwa Idul Adha jatuh di bulan November. Aku lupa bahwa tahun komariyah jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan tahun samsiyah, sehingga setiap tahun akan ada pergeseran waktu pelaksanaan Idul Adha.
Ul, saat ini uang yang ada hanya sekitar 500.000 itupun paling hanya 400.000 yang bisa digunakan, padahal harga kambing yang cukup layak untuk dijadikan hewan kurban saat ini sekitar 1,5 juta, dan aku tidak punya ide darimana akan mendapatkan 1 juta agar kita bisa menyembelih kurban tahun ini. Sebenarnya kalau mau hutang mungkin aku bisa mendapatkan uang 1 juta tapi aku tidak bisa menerima bahwa kita melaksanakan kurban dengan uang hutang. Itu bukan kurban bagiku, itu mungkin hanya salah satu keinginan nafsu untuk dianggap hebat. Bagiku kurban adalah sebuah jalan bagi kita untuk memberikan rejeki terbaik kita guna mendekatkan diri kepada Allah, bukan memaksakan diri kita dengan cara hutang.
Ul, dari dulu penyembelihan kurban selalu kita lakukan bergiliran, tahun ini kurban atas namaku, tahun depan atas namamu dan tahun berikutnya atas nama Lana. Tahun ini sebenarnya adalah giliranmu Ul, dan maaf tahun ini tampaknya aku gagal melaksanakannya, kecuali Allah menentukan lain.
Ul, aku hanya berharap semoga tahun ini adalah tahun terakhir keluarga kita tidak mampu melakukan penyembelihan kurban, aku hanya berharap bahwa tahun ini adalah tahun terakhir keluarga kita gagal melaksanakan kurban. Aku berharap tahun-tahun selanjutnya Allah akan memberi kemudahan sehingga keluarga kita selalu bisa melaksanakan penyembelihan kurban. Sungguh aku berharap itu ya Allah. Dan jika akhirnya tahun ini keluarga kita benar-benar tidak bisa melaksanakan kurban, maka giliranmu untuk berkurban kita undur sampai tahun depan. Ga pa pa ya...
Sekali lagi, maafkan aku Ul, sungguh tak ada maksudku untuk melalaikan apa yang sudah kita sepakati, aku sungguh menyesal dan insya Allah tak akan ku biarkan hal seperti ini terjadi pada tahun-tahun yang akan datang. Ul, aku berjanji bahwa ini adalah tahun terakhir keluarga kita tidak bisa melaksanakan penyembelihan kurban.
Tapi aku tetap berharap semoga Allah memberikan jalan bagiku agar mampu melaksanakan kurban tahun, meskipun secara nalar sudah tidak mungkin bagiku untuk melaksanakannya....

Ul, peluk cium dariku, dengan segenap rindu membuncah di kalbu
Love you as always.....