Jumat, 28 Desember 2012

semoga engkau tersenyum Ul

Semoga yang tak ceritakan kali ini membuatmu sedikit tersenyum Ul.

Ul, alhamdulillah sekarang tanah kang lih telah benar-benar menjadi milik kita, beberapa hari lalu aku telah melunasinya. Mungkin inilah cara Allah menjaga keyakinan di hati kita, atau mungkin juga cara Allah menunjukkan bahwa ketika kita berniat baik dan meyakininya kita akan mendapat jalan untuk melakukannya.
Sungguh Ul, sempat aku tidak yakin bahwa aku akan dapat melunasinya tahun ini, dulu memang aku berjanji pada diriku sendiri bahwa tahun 2012 tanah itu harus sudah lunas (kau tahu Ul, kang lih begitu baik dengan membolehkanku nyicil pembayarannya, kalau harus kontan mungkin tidak akan mampu aku membayarnya).
Awal Nopember aku mulai khawatir apakah aku bisa melunasinya tahun ini atau tidak, karena beberapa hal yang tak usahakan untuk dapat melunasinya ternyata belum berhasil sehingga aku belum memiliki cukup dana untuk melunasinya. Bahkan hingga pertengahan Desember pun aku belum memilikinya, hingga aku sempat khawatir bahwa aku tidak mampu melunasinya tahun ini. Aku tahu Ul, bahwa engkau sangat ingin kita memiliki tanah itu, dan setelah engkau berpindah ke dimensi cahaya, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan membeli tanah itu, untukmu.
Dan alhamdulillah Ul, pada minggu ketiga Desember sesuatu yang tak pikir tak dapat aku peroleh tahun ini bisa aku dapatkan, sebuah rejeki yang akhirnya aku gunakan untuk melunasinya. Dan yups, kini kita sudah memilikinya Ul. Secara utuh tanah itu  sekarang sudah jadi milik kita (dan sesegera mungkin insya Allah akan disertifikatkan).
Selain itu Ul, rejeki tersebut dapat pula aku gunakan untuk membayar hutangku padamu yang kemudian aku titipkan ke panti dengan harapan semoga bisa menjadi bagian dari kebaikan yang akan terus mengalir padamu. Dan dapat juga ku gunakan untuk membelikan Lana sepeda (sepeda lamanya sudah ga bisa digunakan lagi Ul, sudah terlalu kecil dan rusak--sebenarnya Lana memintanya sekitar 3 bulan lalu Ul, sayang saat itu aku tidak memiliki uang sehingga aku bilang padanya, 'Na sok ya nak bapak duwe duit', dan hebatnya Ul, kalau berkait dengan uang Lana selalu bisa terima--satu lagi kemurahan Allah untuk meringankan bebanku). Dan kau tahu Ul, betapa senangnya ia (sungguh sangat senang rasanya bisa membuatnya begitu gembira--engkau juga kan?).
Sungguh Ul, inilah salah satu kemurahan Allah menurutku, cara Allah membuat orang yang percaya tetap berada dalam lindungan-Nya. Sungguh ini merupakan salah satu kemurahan Allah bahkan dalam keadaan yang begini kacau Ia tetap memberikan kemurahannya, dalam kesedihan Ia tetap menurutkan kebahagiaan.
Ul sungguh aku sangat bersyukur, satu per satu impianmu, impian kita mulai berjalan dan mewujud.
Semoga engkau selalu dan semakin baik di sana Ul, aku yakin rinduku padamu sebanding dengan rindumu padaku. Semoga kita segera bertemu dengan cara yang telah ditentukan olehNya untuk kita.

Love you so much as always