Jumat, 09 November 2012

Ul, masih saja seperti dulu (rinduku padamu)

Ul, kembali rindu padamu. Rindu yang selalu menderu, tak ada surut bahkan semakin besar. Detak-detak kegelisahan yang membahagiakan.
Ul, kadang memang benar-benar tak tertahankan. Benar memang perbedaan alam bukan merupakan penghalang kebersatuan jiwa, bahwa jiwa akan mampu melintasi perbedaan dimensi, namun kadang hadirmu secara raga tetap saja merupakan kerinduan yang menggetarkan, membuatku kadang kehilangan segala akal dan kewarasan, ya akal dan kewarasan. Dua hal yang mungkin hanya ada ketika jiwa masih berada dalam kungkungan raga.
Ul, seperti malam ini, benar-benar ku kembali merindu hadir nyatamu. Ya aku tahu, tak mungkin itu. Tapi rindu tetaplah rindu, keluar dari segala bentuk nalar. Rindu adalah anugerah terindah yang hadir bersama dengan anugerah cinta.
Ul, tak tahu lagi aku apa yang mesti ku tulis untuk sekedar mengungkapkan rinduku padamu, rindu pada keberpaduan jiwa kita, yang kadang sangat sulit aku lakukan karena jiwaku masih berada dalam rengkuhan raga.
Ul, tak ada lagi kata untuk ungkapkan kerinduanku, tak ada kalimat untuk jelaskan betapa aku sangat merindumu, tak ada lagi syair yang mampu mengkiaskan gelombang kegelisahanku, tak ada lagi....
Tapi yang pasti Ul, aku rindu padamu, jiwa dan ragaku. Dan aku bersyukur untuk itu. Bersyukur karena Ia Sang Pemilik Segala masih tetap menanam rasa rindu di hatiku, tetap memelihara rasa cinta dalam jiwaku, tetap memperkenankan kita bersatu berpadu dalam jiwa.
Aku merindumu, jiwa dan ragaku. Love you so much as always....