Senin, 04 September 2017

Cerita tentang Lana

Hai Ul, semoga senantiasa engkau berada dalam naungan kasih sayang Sang Maha Penyayang, semoga senantiasa engkau dilimpahi dengan limpahan rahmat dari Sang Maha Pemberi Rahmat, semoga segala kebaikan senantiasa melingkupimu, amin.
Ul, bagaimana kabar? aku yakin--Isya Allah--engkau selalu dalam keadaan baik, aku yakin hari-harimu penuh dengan keindahan dan rahmat. 
Ul, beberapa hari ini--mungkin malah sudah hampir dua minggu--Lana kena borok di kepala. Awalnya hanya beberapa yang tak pikir akibat ketombe. Tak pikir setelah dikasih obat dalam beberapa hari akan sembuh dan masalah ketombe dapat diselesaikan dengan mengganti shampoo dan memberi minyak rambut. Urusan ketombe alhamdulillah sudah dapat teratasi, namun urusan borok ternyata tidak semudah itu. Memang setelah dikasih obat alhamdulillah borok menunjukkan seperti akan sembuh, sudah tidak lagi berair dan tidak lagi menyebar lebih banyak, namun yang jadi masalah ternyata Lana susah untuk menahan diri untuk tidak menggaruknya, apalagi saat tidur. Jadi ketika pagi hari setelah mandi tak kasih salep luka, sore hari mulai kelihatan hasilnya, namun pagi hari berikutnya--alih-alih semakin baik dan mengering--kembali borok menjadi luka baru, bahkan beberapa titik yang sebelumnya hampir sembuh menjadi terbuka akibat kena garuk waktu tidur. 
Ul, kadang aku agak bingung bagaimana mengatasinya. Benar memang bahwa segala kesembuhan berasal dari Allah, namun tidak salah juga bahwa proses kesembuhan juga mengikuti hukum alam (sunnatullah) bahwa sebuah luka mesti diupayakan agar cepat sembut dengan memberinya ramuan atau obat.
Ul, sudah dua kali tak minta Lana untuk mencukur rambut agar memudahkan untuk mengoleskan salep. Namun dua kali pula Lana tidak mau rambutnya dicukup plontos, jadi bisa jadi kulit kepala yang ada lukanya tidak teroles salep akibat terhalang rambut.
Ul, baru saja tadi aku agak kesal, bingung, jengkel atau apapun lah namanya. Sebelum tidur--untuk menjaga agar Lana tidak menggaruk kepala, aku bungkus tangannya dengan kaos, namun ketika aku 'nglilir' ternyata kain pembungkus tangannya sudah lepas semua, dan ketika aku menyentuh kepala Lana, ternyata luka borok yang kemarin sudah mulai kering kembali basah, dan ketika tak lihat ternyata banyak luka baru muncul akibat kena garukan tangan.
Ul, mungkin aku memang sering tidak sabaran, meski aku tahu bahwa ini adalah salah satu tanda bahwa memang belum saatnya borok Lana sembuh, bahwa ketika tiba waktunya--tentu semua merupakan kehendak Allah--maka borok di kepala Lana pasti sembuh. Namun, mengetahui bahwa semua terjadi atas kehendak Allah tidak lah sama dengan benar-benar meyakini bahwa semua adalah kehendak-Nya.
Ul, aku berharap semoga diberi kesabaran dan ketelatenan untuk merawat luka Lana. Dan juga berharap semoga engkau tidak bosan-bosan untuk selalu mendampingiku dalam membimbing dan menjaga Lana. Aku yakin engkau melihat semua yang terjadi bahkan penglihatanmu jauh lebih dalam dibandingkan apa yang bisa aku lakukan, karena engkau berada di tempat yang lebih dekat dengan Sang Pemilik Segala Penglihatan.
Ul, semoga senantiasa kita diperkenankan untuk selalu bersama, berjalan seiring untuk membimbing apa yang menjadi amanah bagi kita sebagai orang tua.
Oh ya Ul, sudah lama aku tak melihatmu di alam  yang memungkinkan kita bertemu, jelas aku rindu padamu, semoga engkau mendapat perkenan untuk bertemu denganku, agar dahaga rindu merasakan kesegaran mata air cinta yang mengalir bersama dengan hadirmu.
Sudah dulu ya, semoga Ia senantiasa melimpahkan segala kebaikanNya kepada kita, kepadamu, semoga kita senantiasa berada dalam naungan kasih dan sayangNya, semoga segala keburukan dihindarkan dari kita.
Love you so much....