Jumat, 05 Juli 2013

It's about the Day

Ul, sebenarnya kemarin aku berencana bahwa hari ini aku akan mengajak Lana jalan-jalan ke Purwodadi, menyusuri tempat-tempat yang dulu biasa kita datangi, makan di tempat yang sangat kita sukai, namun meskipun akhirnya aku dan Lana ke Purwodadi, kami tidak jadi makan di Soto Bening Pak Di, aku hanya pergi untuk membeli USB Connector dan belanja di Luwes plus kemudian beli es tawon (kayake kita baru satu kali beli di sana, karena favorit kita Es Teler Pak Doyok).
Ul, kemarin aku berencana bahwa kami akan berangkat pukul 08.30 atau 09.00 kemudian muter-muter di beberapa tempat lalu pulang dan Jum'atan. Namun akhirnya kami baru berangkat pukul 13.30 karena waktu pagi aku masih belum benar-benar mampu mengendalikan diriku--rasane jek mangkel akibat apa yang terjadi kemarin--.
O ya Ul, belum tak critakan ya apa yang terjadi kemarin.
Gini, kemarin critane habis Ashar ada undangan untuk ke makam, biasanya Lana diam saja dan ga kepengin ikut, tapi ga tahu kenapa hari ini tiba-tiba pengin ikut. Awale pas tak bilang ga usah melu, ia mulai ngambek, tapi ketika tak suruh pulang ia pulang. Pas aku dan undangan yang lain mau berangkat, tiba-tiba Lana mendekat lagi dan kembali pengen ikut. Lana mulai mewak-mewek mau nangis, kemudian tak dekati--ia tahu bahwa aku tidak pengin ia ikut--ia malah lari dan mulai menangis. Aku terus mendekatinya kemudian ketika sudah dekat Lana malah nglesot, lalu tak gendong tak bawa pulang. Lana semakin keras nangise karena tahu bahwa ketika ia rewel dan tak gendong itu artinya aku akan memasukkannya ke kamar--beberapa kali memang aku memasukkan Lana ke kamar kemudian pintu tak tutup ketika aku tak lagi bisa mengendalikannya dan aku khawatir aku tidak dapat menahan marahku--. Kemudian Lana tak masukkan ke kamar lalu pintu tak tutup terus berangkat ikut ke makam.
Ul, biasanya ketika Lana tak masukkan ke kamar memang ia akan menangis keras minta keluar sampil kadang nendang pintu. Tapi kemarin yang dilakukan Lana berbeda dari biasanya. Ketika aku pulang dari kondangan, Lana sudah tidak menangis lagi, ia bersama mbak Nani di dapur. Aku tidak berpikir apa-apa karena biasanya ketika Lana tidak pernah ngrusak barang ketika 'tak kasih hukuman' agar berada di dalam kamar.
Ul, ketika kemudian aku masuk kamar aku kaget karena ada yang tidak beres di tampilan laptop, tampilannya seperti tampilan yang tidak memiliki VGA card. Tahu ga Ul yang membuat aku lebih kaget, ternyata posisi harddisk eksternal dan hp modem yang saat itu masuk terhubung dengan laptop tidak di tempat semula, keduanya ada di lantai, padahal asalnya berada di depan dan di atas speaker active, kemudian tak ambil dan ternyata mati. Tak cek lagi dengan cara menghubungkannya dengan arus listrik ternyata arusnya tidak masuk--brarti rusak, pikirku. Lalu aku lihat connector di mini usb hp modem, ternyata kondisinya seperti mau patah. Kemudian tak coba menghidupkan laptop, ternyata tidak bisa hidup, tampilan layarnya tetap sama. Aku curiga jangan-jangan laptop dibanting sehingga harddisk eksternal dan hp modem ikut kebanting dan jatuh ke lantai.
Aduh Ul, rasane kudu ngamuk aku tapi karena aku ga tahu peristiwanya langsung jadi aku masih bisa berpikir agak jernih untuk berpikir bahwa marah dan ngamuk ga ada gunanya. Lalu aku tanya ke Lana yang ada di dapur, Lana mau mbanting laptop ya, 'ya', jawab Lana. Rasane ga karuan, pengen ngamuk ga da gunanya, ga ngamuk mangkel bukan main. Tapi akhire tak biarkan saja, termasuk juga laptop dan modemnya.
Ul, baru setelah aku merasa tenang, aku mulai ngecek kembali kondisinya. Aku perhatikan baik-baik hp modem kemungkinan besar hanya rusak konektor usb ne (itu kesimpulan awalku) dan laptop kayake cuma rusak layar LED nya dan ternyata benar setelah tak coba dengan menggunakan monitor.
Tinggal memastikan apakah hp modem rusak atau hanya konektor usb nya. Akhire tadi pagi aku pinjam konektor usb milik Tolhah karena aku tahu ia punya konektor usb yang sama. Ketika tak coba ternyata arus listriknya bisa masuk, berarti benar dugaanku bahwa hp modem tidak apa-apa hanya konektor usb nya yang rusak.
Akhirnya tadi habis sholat Jum'at aku ngajak Lana ke Purwodadi untuk membeli konektor usb dan sekaligus belanja.
Ul, sungguh kadang aku benar-benar tidak mengerti bagaimana mesti menghadapi Lana. Beberapa hari ini memang Lana tidak seperti biasanya. Beberapa hari ini--terutama setelah sekolah libur.. O ya tahun ini Lana mau naik ke kelas 1 tapi belum sempat tak belikan seragam--Lana maunya ikut ke manapun aku pergi--apalagi kalau pas libur seperti ini mbak Nani kadang datangnya lebih dari jam 09.30 (kadang aku juga mulai agak jengah dengan kedatangan mbak Nani yang menurutku terlalu siang, tapi aku juga ga enak ngomong ke mbak Nani).
Ya Allah Ul, kadang aku ngerasa benar-benar tidak akan mampu untuk mengawal dan membimbing Lana sendirian, aku membutuhkan seseorang untuk bersamaku membimbing Lana, dan aku tahu bahwa seseorang itu awakmu Ul, ibunya. Lana hanya akan bisa berkembang secara maksimal menuju kehebatannya ketika ia kembali merasakan kehadiran ibu dan bapaknya secara lengkap, maka belakangan ini aku sering berharap dan memohon agar engkau kembali diijinkan untuk mewujud dalam nyataku dan Lana, agar engkau mewujud kembali dalam diri seseorang yang kemudian bersamaku kembali bersama-sama mengantarkan Lana menuju kehebatannya.
Sungguh Ul, aku mulai ragu dengan kemampuanku untuk mampu menahan segalanya sendiri--dan kau tahu kan meskipun aku bukan tipe orang yang senang bercerita kepada banyak orang, aku termasuk orang tak tidak pernah merasa mampu untuk menanggung semua sendiri. Makanya aku selalu bercerita kepada segala yang terjadi dan sungguh aku hanya butuh satu orang untuk mengatakan segala ceritaku--.
Ah Ul, aku merindumu, sungguh merindumu dalam segala wujud yang dipilihkan-Nya untuk bersemayam jiwamu.
Love you so much as always...