Sabtu, 03 November 2012

It's about me Ul

Ul, banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu, meski rasanya hampir tak lagi dapat ku menulis lagi, semakin tak dapat ku menulis, semakin banyak hal yang ingin ku bagi denganmu.
Ul, bingung juga mesti dari mana memulainya, ya sudahlah mengalir saja ya, ga pa pa kan cerita kali ini di awali dari antah berantah, ga jelas ujung pangkalnya. Lagian kamu kan juga ngerti Ul, ketika terlalu banyak hal mulai menumpuk di kepala dan rasaku, aku jadi ga bisa bercerita, kalaupun akhirnya bercerita ya jadinya sering ga urut dan melompat-lompat.
Ul, beberapa hari ini rasanya badanku belum kembali pulih seperti semula, rasanya proses recovery menjadi lebih lambat daripada sebelumnya. Mungkin sudah mulai tua ya, he he.
Ul mungkin cuaca juga menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi tubuh ga bisa benar-benar fit. ah.....ya ngono lah Ul, daya tahan tubuh mungkin makin bertambah usia makin rapuh pula........
Ul tanpa sadar ternyata cara berpikirku pun juga berubah, bergeser. Sekarang ini aku mulai terganggu dengan pertimbangan kepantasan atas apa yang akan tak lakukan. Padahal kau tahu kan Ul, dulu kita tidak terlalu memusingkan apakah yang akan kita lakukan pantas atau tidak, asal apa yang kita lakukan baik dalam pikiran kita, maka kita lakukan.
Ul, sekarang aku mulai mempertimbangkan faktor-faktor di luar diriku untuk memutuskan apakah sebuah tindakan akan aku lakukan atau tidak, meskipun menurutku baik, tapi kalau dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain bisa jadi aku tidak jadi lakukan.
Ul, aku mulai kehilangan spontanitas dalam mensikapi persoalan, mulai muncul dalam diriku kekhawatiran-kekhawatiran yang pada akhirnya mematikan spontanitasku, nyaliku mulai berada dalam kendali tata aturan nalar, keberanian mulai tunduk di bawah pertimbangan-pertimbangan pikiran. Akibatnya apa yang aku lakukan menjadi semakin lambat, pertimbangan atas berbagai resiko yang mungkin akan kuhadapi mengambil waktu cukup banyak di awal--jauh sebelum tindakan itu sendiri dilakukan--.
Ah Ul, mungkin benar aku sudah mulai tua, mulai usang, mulai kehilangan keberanian untuk mengambil resiko, mulai kehilangan keberanian untuk berbeda dan mengabaikan pendapat sekitar, mulai mempertimbangkan banyak hal yang seringkali malah membuatku kehilangan keberanian untuk melakukan dan memutuskan suatu tindakan.
Ah Ul, mungkin benar aku sudah mulai usang, tua, dan mungkin sudah saatnya untuk digantikan. Daya kreatif berkurang, keberanian hampir hilang, spontanitas kehilangan kehebatan.
Ul kau tahu bagaimana rasanya ketika spontanitas mulai menghilang, ketika nyali mulai berada di bawah kendali nalar, ketika ekspresi dan aktualisasi mulai terganggu dengan pendapat orang?
Tiba-tiba semua persoalan menjadi jauh lebih rumit, jauh lebih repot, jauh lebih sulit untuk diselesaikan, karena ketika kita menggunakan pendapat orang lain masuk dalam pertimbangan untuk memutuskan suatu tindakan, pada saat yang sama kita pasti harus bertarung dengan diri kita sendiri, antara menjaga diri yang khas dan menempatkan diri dalam kepantasan yang nyaman.
Ul kadang sering aku meragukan kemampuanku untuk menahan segala kejadian--tanpamu di sisiku--namun aku terus mencoba meyakini bahwa apapun yang terjadi adalah garis terbaik yang ditetapkan Allah untukku, untukmu, untuk kita. So, seberat dan seperih apapun tentunya aku akan mampu. Lagian trus gimana dengan Lana jika aku menyerah? Tak ada menyerah dalam inginku karena aku tahu engkau dalam abadimu tetap bersamaku--meski kita di alam dengan dimensi berbeda--, kebersamaan kita tak lagi kebersamaan raga, namun kebersamaan jiwa.

Wis sik ya, Ul..emmmmmm.....aahhhhhhhhhhh...........
Love you as always....
dan aku tahu bahwa rindu adalah bukti bahwa cinta di dada masih tetap bergelora...

(Mohon perkenan pada Ia yang Putuskan Segala, semoga ijinkanmu sering temuiku untuk memadu rindu, dan bersama Lana untuk curahkan kasih bunda)