Rabu, 05 September 2012

curhat lagi, curhat lagi

Ul, aku ga tahu apakah rasa jengkelku ini benar-benar keluar dari kekecewaan atas sesuatu atau hanya merupakan salah satu faktor pemicu?. Aku ga tahu apakah emosi yang tak terkendali ini benar-benar karena kemarahanku karena merasa dilecehkan atau pelecehan itu hanya sekedar pemicu gejolak yang bergulung-gulung di hatiku.

Ul, tiba-tiba aku ingat konsep psikologi Freud bahwa salah satu faktor paling kuat dalam motif tindakan manusia adalah faktor libido (seksualitas). Menurut Freud, libido seksual menjadi pendorong utama bagi alasan tindakan dan perbuatan manusia. Segala tindakan pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan dengan mendapat pemenuhan atas hasrat seksual manusia.

Konyol, itulah dulu yang terpikir olehku. Karena menurutku, kebutuhan dasar manusia yang utama bukanlah sekedar seks, namun lebih pada rasa ingin untuk diakui, dihormati. Memang benar bahwa seks merupakan salah satu basic need bagi manusia, sebagaimana bagi makhluk hidup lainnya. Tapi manusia memiliki kompleksitasnya sendiri. Ia bukan sekedar makhluk ragawi, namun ia juga makhluk ruhani. Dorongan-dorongan terbesar dalam diri manusia untuk berkembang, berkreasi dan menciptakan teknologi tidaklah semata-mata dimaksudkan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ragawi, namun juga demi kepuasan ruhani.

Ul, tidak terpikir olehku pada ada masanya libido seksual begitu menguasai pikiran dan perasaan. Libido seksual mengambil alih kendali sehingga dalam setiap tindakan, ucapan dan perbuatan, gelora birahi benar-benar mematikan akal dan hati.

Ul, mungkin orang-orang yang lama berada dalam didikan pesantren akan mengatakan bahwa ketika libido seksual begitu menguasai akal dan pikiran, maka jalan yang bisa dilakukan untuk menetralkannya adalah berpuasa. Dengan berpuasa pikiran kita akan hal-hal buruk (termasuk seksualitas yang seringkali dikategorikan sebagai pikiran negatif) akan dapat dikendalikan dan diredam.

Dan Ul, kamu tahu. Benar-benar aku tidak dapat percaya itu, karena menurutku sebagai sebuah kebutuhan pokok (basic need), seks menjadi kebutuhan yang mengalir dalam darah, bergerak bersama nadi dan bukan merupakan pelanggaran terhadap aturan ilahi.

Lagi pula Ul, sampai sekarang aku tetap merasa puasa atau ibadah apapun yang dilakukan dengan alasan-alasan tertentu (entah itu karena ingin sesuatu atau menghindari sesuatu) merupakan sebuah tindakan yang melawan naturalitas ibadah itu sendiri. Artinya, ibadah mestinya dilakukan hanya sebagai bentuk ketundukan kepada Tuhan, usaha untuk mendekatkan diri hanya kepada Tuhan, bukan alat yang dapat kita gunakan untuk memaksa Tuhan memenuhi keinginan kita, tidak pula merupakan alat untuk memaksa Tuhan agar mencabut segala naturalitas yang ada dalam diri kita (termasuk kebutuhan akan seks) hanya karena kita menganggapnya sebagai hal  negatif.

Ul, dalam minggu-minggu ini aku memang menjadi lebih sensitif, lebih mudah tersinggung, lebih mudah marah, lebih sering tidak mampu mengendalikan diri. Seringkali pula, pada malam atau fajar aku merasakan dingin menjalar ke sekujur badan, dingin luar biasa. Aku berpikir mungkin ini karena musim kemarau yang biasanya memang dingin, namun ada saat ketika dingin menjalar bersama dengan getar yang menggigilkan.

Ul, tak bisa kuingkari untuk berpikir bahwa salah satu kemungkinan mengapa semua berjalan tidak sesuai harapan, mengapa segala sesuatu seakan tidak mampu terkendalikan, mungkin saja karena libido seksual yang ada dalam dirinya sedang berada dalam puncak gejolaknya, menuntut pemenuhan yang hingga sekarang belum juga mampu ku temukan jalan keluar.

Kadang memang seakan tak tertahankan, kadang memang terpikir untuk memuaskannya melalui berbagai alternatif yang dapat aku temukan, namun sayangnya tak ada satu alternatifpun yang sampai sekarang dapat aku lakukan. Di tiap alternatif selalu saja ada sesuatu yang sampai sekarang tak mampu aku lewati, tak mampu aku langgar.

Ul, temani aku sayang, bantu aku melewati hari-hari penuh gejolak tertahan.
Ul, aku mencintamu seperti siang mencintai terang, aku merindumu seperti kerontang merindu hujan.......