Selasa, 29 Mei 2012

stress

Ul, kembali merindumu di hening malamku, di ramai siangku, di sejuk pagiku, di lembayung soreku.

Ul, kali ini aku membutuhkanmu, benar-benar membutuhkan dan mengharapkan kehadiranmu fisically, secara nyata. Banyak hal yang tidak mungkin aku tanggungkan. Banyak hal yang semakin membeban di pikiran, dan aku membutuhkanmu untuk sekedar bercerita, sekedar mendapat jawaban-jawaban dan komentar.
Ul, aku tahu tak mungkin ini, setidaknya jelas tak mungkin bagimu kembali hadir utuh fisically. Tapi, kau tahu Ul, hadir jiwa saat ini tak cukup bagiku, karena aku butuh bercerita, aku butuh suaramu kembali menggema, mengomentari, memberi ide, menawarkan jawaban atas tiap permasalahan dan beban yang kuceritakan.

Ul, aku butuh ide-ide cerdas dalam percakapan kita, aku butuh solusi-solusi dan segala kemungkinan atas jalan keluar melalui perdebatan kita, aku butuh hal-hal baru untuk mencandakan sesuatu yang kadang merupakan beban berat yang mesti kita terima. Ya, rasanya terlalu lama bagiku tidak lagi mencandakan beban sebagai bahan gurauan. Rasanya hanya engkau yang mampu melakukan itu....

Ul, kembali ku merindumu, dalam peluk malam berselimut dingin hitam kelam....

Ul, ......

Sabtu, 26 Mei 2012

wadul

Ul, beberapa hari ini aku merasa terlalu banyak hal yang menyita ruang pikirku. Terlalu banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan kepada siapapun kecuali padamu. Badan yang tiba-tiba down, beban pikiran yang menumpuk, mulai dari kebijakan dan strategi sekolah sampai pensikapan-pensikapan yang mesti ku lakukan.
Ul, dulu---setiap kali beban begitu menumpuk--meski tidak harus aku katakan padamu, namun kadang dapat mengendur dengan sendirinya. Seringkali beban pikiran yang mestinya menyebabkan kelelahan badan malah membangkitkan gairah seksual yang begitu menggelora. Dan--kau tahu--setelah tersalurkan segalanya menjadi lebih ringan.
Ul, aku ga ngerti apakah ledakan gairah ini muncul akibat penat dan beban pikiran, ataukah hanya sekedar kewajaran badan untuk mengalirkan apa yang menjadi kemestian?
Ul, kadang aku berpikir adakah jalan absah yang diakui norma dan nilai (agama) untuk mengalirkan gairah seksualitas tanpa pernikahan? Sorry Ul, kadang memang benar-benar tak tertahankan.
Kau tahu, beberapa hari ini Lana juga membuatku berpikir bahwa butuh lebih dari sekedar kesabaran untuk mengawalnya menuju kedewasaan. Beberapa hari ini ketika ngaji, Lana seperti kehilangan fokus dan visi. apa yang biasa dilakukan dan dihafalnya seperti hilang tak berbekas, semua seperti hanyut bersama dengan segala kegundahan yang menyerangku secara bersamaan.
Ul, aku ga ngerti apakah karena aku lagi tidak mampu fokus sehingga ketika aku mengajar Lana ngaji, benar-benar tak mampu menyentuh hati dan perasaannya? Aku juga bingung dengan sikap yang mesti tak ambil, inginku tegas namun ketika tegas aku kasihan pada Lana, ia tidak punya tempat untuk mengadu atas ketegasanku, ia tidak punya lagi dada yang akan memberikan kenyamanan kemudian secara halus menyentuh hati dan rasa. Aku diam dan lembut, ada beberapa hal yang malah makin menjadi.
Ah, Ul, maaf jika aku mesti mengganggumu lagi dengan hal-hal seperti ini. Mungkin juga Lana merindumu, merindu ibu untuk bersandar dan merasakan kenyamanan setelah mendapat marah dari bapaknya...
Ul, i love you....'

Kamis, 24 Mei 2012

ulya

di antara semua cahaya yang memancar di dunia, engkaulah keindahan yang melebihi segala....

Kamis, 17 Mei 2012

wadul maneh....

Ul, benar bahwa seorang laki-laki tak akan pernah mampu menjadi seorang ibu. Bahkan untuk sekedar menyentuh perasaan sang anak, laki-laki tak akan mampu. Berbeda dengan seorang perempuan yang dengan mudah mampu menyentuh rasa anaknya, mampu mengarahkan dan menasehati anaknya hanya dengan dekapan.
Ul, laki-laki tak akan mampu melakukan itu, kemampuan rasa dan hati yang dimiliki laki-laki tak akan cukup lembut untuk menyentuh rasa anak-anaknya (kecuali jika Sang Maha Segala Menghendakinya).
Kadang aku bingung. Benar-benar bingung Ul. Bagaimana aku harus merawat, mendidik, dan membesarkan Lana dengan penuh cinta, kelembutan rasa, sekaligus mengajarinya betapa dunia begitu keras, betapa hidup tak selalu berjalan sebagaimana yang diinginkan.
Ul, sungguh aku kadang benar-benar merasa tak bisa untuk bersikap keras sekaligus lembut pada saat yang sama. Sungguh kadang aku merasa kerasku tak pernah mampu mengubah apa-apa, pun lembutku tak pernah benar-benar mampu menyentuh rasanya.
Hadirlah untukku Ul, hadirlah atau menyatulah dalam diri hingga Lana mampu merasakan kelembutan rasamu dan engkaulah yang paling mampu menyentuh rasanya.
Ul, sudah dulu ya...sebentar lagi aku akan mengunjungimu, mengurai do'a dan harapan...

Rabu, 16 Mei 2012

wadul

Ul, kadang aku berpikir bahwa aku mampu untuk kembali mengatur hidup, langkah, dan tujuanku sendiri. Tapi tidak pernah bisa seperti itu lagi.
Kau tahu Ul, setelah kebersamaan dan keniscayaan berbagi yang kita lakukan, terlalu susah bagiku untuk kembali melakukannya sendiri, bahkan mungkin tidak akan bisa lagi.
Ul, kini aku lebih membutuhkanmu untuk berbagi segala harapan, keinginan, impian. Untuk mengingatkanku karena kini terlalu sering aku lalai akan capaian-capaian yang mesti ku raih, akan impian-impian yang mesti ku kejar, akan harapan-harapan yang pernah kita rangkai bersama.
Ul, kini terlalu sering aku jatuh terjerembah pada selokan yang sama, bangkit beberapa waktu kemudian terjatuh lagi. Kadang sangat lelah dan berat untuk bangkit.
Ul, siklus keterjerembabanku kini semakin lama semakin kecil yang berarti juga semakin sering aku kini terjatuh dan terjerembah, tanpa ada dirimu yang pasti akan mengingatkanku sebelum aku terjerembah, yang biasanya engkau menunjukkan padaku selokan kemarin ketika kakinya hampir masuk ke dalamnya.
Ul, benar-benar merindumu untuk segala yang ada di dirimu....

Minggu, 13 Mei 2012

sayang

Sayang, engkau pasti tahu, seluruh denyutku menyebut namamu, hatiku menyatu utuh dalam hatimu. rinduku sepenuh seluruh padamu, nadiku mengalirkan huruf-hurufmu.

Ul, kalau pun ada perempuan yang tiba-tiba mengusikku, itupun pasti karena kurasakan dirimu berada dalam dirinya.

Ul, ah....peluk ciumku hanya untukmu...

Jumat, 11 Mei 2012

ul

Sungguh Ul, out of control and lost of control. Tanpa arah, gamang,
gmn menurutmu Ul?

Kamis, 10 Mei 2012

malam ini

semakin ku rindu dekapmu, semakin ku rindu cumbumu, semakin ku rindu untuk mengurai tubuhmu....