Selasa, 28 Agustus 2012

ul, gimana nih.................

Jumat, 24 Agustus 2012

menunggu jawabmu...

karena...
ku anggap engkau
ada di dalamnya

sebab...
ku kira engkau
bersamanya

karena...
seperti ku rasakan dirimu
dalam dirinya

sebab...
seperti ku dengar denyutmu
dalam denyutnya

Kamis, 23 Agustus 2012

speakless

Ul, I'm speakless. Aku gak bisa berkata-kata lagi. Ul, benar-benar tak tahu bagaimana aku mesti bicara, bagaimana mesti aku bercerita, bagaimana mesti aku mengungkapkannya.

Ul, it's truly speakless. Benar-benar gak dapat bicara, benar-benar gak bisa cerita, tak tahu bagaimana dan darimana memulainya.

It's truly speakless.

lebaran tahun ini

Ul  ini seperti dua tahun lalu, ketika kali pertama ku mesti berlebaran tanpamu. Segalanya menjadi begitu berbeda, segalanya menjadi seakan hilang makna, tanpa arti, hanya hampa.
Ul lebaran kali ini semua serasa kembali sepi bagiku, ada sesuatu yang benar-benar hilang hingga aku malas untuk melakukan apapun. Lana sudah mulai mengerti banyak hal, ia mungkin juga merasakan hal yang sama denganku. Ia pun seakan malas untuk melakukan apapun. 
Kau tahu Ul, rumah seperti kapal pecah. Di belakang lemari besar tempat kita taruh buku-buku, Lana menyebar mainan dan menggunting buku-bukunya. Semua berserakan tanpa arah. Dan aku sampai sekarang masih males untuk membereskannya.
Ah, entahlah Ul, tiba-tiba rindu padamu begitu menggebu, bergulung-gulung menghempas dinding-dinding hati.
Ul, kadang aku merasa tak kan mampu mendidik Lana dengan baik, maafkan aku. aku berusaha tapi sampai sekarang kadang aku merasa tak berdaya.
Kau tahu Ul, untuk mengajari Lana saja aku tak tahu caranya. 
Ah, sudahlah, ku hanya ingin hadirmu ketika segalanya mulai menjadi hampa bagiku. 
eeeeeeeeeeeemmmmmmmmmmmmm aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh

Rabu, 22 Agustus 2012

berbincang lagi denganmu

Ul, semakin banyak hal yang ingin kuceritakan padamu, meski kadang juga bingung mesti dari mana memulai.
Semakin banyak hal yang tak ku mengerti, banyak peristiwa tak mampu ku cerna dengan hati, hingga akhirnya berakhir dengan kekecewaan diri.
Ul, rasanya tetap saja aneh ketika ku mesti bercerita kepada selainmu, cerita yang tidak pernah tuntas, cerita yang mesti tetap saja kupilah pilih bagian mana yang mesti diceritakan dan bagian mana yang mesti tak boleh diketahui orang.
Ul, sekarang aku hanya ingin bercerita padamu, tentang segala hal yang kadang membuatku tersenyum, tentang banyak hal yang membuatku terpaksa merenung, tentang beberapa hal yang membuatku menjadi benar-benar linglung.

Ul, sekarang dengarkanlah ceritaku, dengarkan melalui desah nafasku, dengarkan dengan telinga jiwamu, dengarkan untaian kisah-kisah yang kualami lewat desir, lewat hembusan, lewat belai semilir jiwaku yang menyentuh jiwamu.
Ul, tolong diam sebentar jiwaku, biar tuntas seluruh ceritaku, biar puas ku bercerita padamu, biar lega segala yang menekan rasa.

Ul, sudah kau dengar semua ceritaku. Kita bercerita bukan lewat kata, karna kata menghilangkan begitu banyak makna dalam cerita kita.
Ul, kita berbincang bukan dengan lisan, karna lisan tersekat dalam batas waktu dan ruang. Kita berbincang dengan sentuhan-sentuhan jiwa, bahasa cinta, desan rindu.

Ul, terima kasih asal segalanya...atas cinta, atas rindu, atas rasa.....

Senin, 13 Agustus 2012

cerita malam ini

Ul, kembali ku sampaikan rindu padamu, mungkin bukan hanya aku, tapi juga Lana.
Kau tahu Ul, beberapa hari ini Lana sering bertanya tentangmu, tentang apa yang biasa kau lakukan, tentang bagaimana kejadian kecelakaan yang menimpa kita, tentang bagaimana proses pemakaman, tentang bagaimana dulu ia memperlakukannya.
Ul, kadang sangat sulit bagiku untuk menjawab seluruh pertanyaan dan keingin tahuan Lana, meski aku tahu ia berhak tahu segalanya tentangmu, tentang ibunya. Kadang aku khawatir ketika  menjawabnya aku kembali menangis, padahal engkau tahu Ul, aku tak ingin sama sekali bercerita tentangmu kepada Lana dengan menangis. Aku tak ingin bercerita kepada Lana tentangmu dengan wajah penuh duka. Aku ingin bercerita tentangmu dengan senyum mengembang. Menceritakan dirimu dengan penuh kebahagiaan. Karena engkau bukanlah dukaku, engkau bahagiaku. Engkau yang membuat hidup bagiku menjadi begitu berwarna, penuh gairah dan gelora.
Aku ingin Lana tahu betapa besar semangat yang mesti ia terima dari kita, dariku dan darimu. Biarlah ia mendengar betapa ibunya sangat memiliki tekad kuat, betapa engkau selalu memegang prinsip, dan hal-hal baik lainnya yang aku ketahui tentangmu.
Ul, sungguh akupun merindumu, rindu pelukmu, rindu belaimu, rindu suaramu, rindu segala yang ada di dirimu. 
Kapan engkau kembali menjumpaku dalam hadir maya atau nyata jiwamu.....
Ul,......semoga amin menjadi jawab atas do'a dan harapanku,--kembali bersamamu---

Jumat, 10 Agustus 2012

ketika rindu

Ul, entahlah, kadang aku merasa hampir merindunya seperti aku merindumu.
kadang sangat terasa bagiku engkau benar-benar kembali hadir dalam dirinya.
kadang benar-benar kutemukan dirimu dalam dirinya....

Ul, kadang rindu benar-benar menyiksaku, menumpulkan segala pikir dan otakku, membekukan semangat dan gairahku, menggigilkan seluruh sendi-sendiku.

Ul, aku merindumu, benar-benar merindumu, dan selalu saja begitu....

Kamis, 09 Agustus 2012

hai,

Ul, kembali merindumu di tiap detikku. Dingin merambar sekujur badan, alirkan rindu akan kehangatan.
Ul, kembali merindumu untuk hadir di dekatku. Menggigil jiwa dan pikiran, membeku dalam penantian.
Ul, kembali merindumu di ujung hari. Menunduk dalam iri yang kadang tak terkendali
Ul, kembali merindumu dalam tiap jengkal langkahku. Sepi sunyi hingga seluruh sendi menjadi kaku
Ul, kembali merindumu di hati, pikir, dan nafasku.
Ul, semoga akhirnya aku mampu.....

Senin, 06 Agustus 2012

Ul, kembali kata tak lagi berdaya

Ul, selalu saja ada hal baru dalam setiap hadirmu. Kembali semua menjadi tak lagi terkatakan, hanya mampu untuk dirasakan. hanya bisa untuk diresapi.
Ada saja hal-hal indah yang engkau taburkan dalam tiap perjumpaan, hias asa dan harapan akan wujud dari segala yang pernah kita angankan.

Ul, ah................tak ada kata yang mampu mencerna, tak ada kalimat yang mampu mengungkap, tak ada bait yang mampu melukiskan. Ketika rasa begitu menyatu, membaur antara rindu, cinta, bahagia, sekaligus luka, duka.

Ul, ah.....sebenarnya ini sudah bukan lagi sekedar tentang kita, bukan lagi sekedar tentang rindu dan cinta kita, karna kini ini sudah menjadi tentang keagungan yang diabadikan dalam kita. Alasan penciptaan semesta. Alasan segala yang wujud ada...