Minggu, 21 Oktober 2012

Lana, Yasinan, dan Sekolah

Hai Ul, malam ini kayake aku ga kan bisa tidur nyenyak, masa baru jam 12 wis nglilir 3 kali, semua karena gigiku sakit. Benar memang bar tak kasih obat dah ga sakit lagi, tpi masa dalam semalam aku harus minum 3 obat (pertama tak kasih antangin karena kyke lagi masuk angin, kedua tak kasih asam mefenamat dan amox untuk menghilangkan rasa sakit, trus ketiga aku gak mau minum obat lagi so tak kumur sama air garam dan reda juga).
Ul, jane pengen tidur lagi, tapi aku khawatir nanti malah kumat lagi, so q pilih ga tidur karena pas ga tidur ga sakit ya, nyalain tv ga da yang bagus, akhire ya, tekan turn on notebook, lalu nulis cerita nang awakmu.
Ul, malam kamis lalu aku ambil jatah yasin tahlil, sebenere aku ga dapat sih, juga ga minta, cuma pas acara tahlil yasin sebelumne (ditempat mas Dikin), lupa ga ditentukan bulan depan di tempat siapa, trus mas Sentot bilang ke aku, 'piye nak sasi ngarep ngonmu', ya tak jawab 'ya wis'.
Ul, aku jawab 'ya' karena tak pikir Lana wis cukup besar dan kalau misale harus tidak tidur sampai jam 9.30 malam ga pa pa. Sebenarnya sih, acara berjalan lancar, cuma ternyata Lana tiba-tiba menjadi ribut, ia mulai ngantuk (siange ga tidur, dan memang dalam beberapa waktu terakhir ini Lana sangat susah disuruh tidur siang), tak suruh tidur di pangkuanku ga mau, malah mulai ngrengek dan hampir nangis. 
Ul, aku sendiri mulai jengkel, tak bilang ke Lana, 'ya ga kena ngono Na, acarane kan durung rampung'. Sebenare aku sendiri hampir nangis waktu itu  melihat Lana mulai nangis. Akhire ia ngajak keluar (sebenare ya ga enak juga, masa tuan rumah malah keluar rumah, tapi gimana lagi?). Aku keluar trus kemudian tak pangku di bangku depan rumah, tapi karena ga nyaman tetep ae lana ga bisa tidur. Tak suruh main dengan Salma, ia juga ga mau. Akhire--mungkin karena ga enak kabeh--ia ambil truk mainan terus main truk-trukan. Ya lumayanlah akhire acara bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Ul, tadi pagi juga, ternyata jika Lana ngambek memang ga pernah bisa dibilangin. Tadi pagi Lana minta dibuatkan mie untuk dimakan di sekolah (biasa tiap sabtu anak TK ada acara makan bersama di sekolah), tapi karena kesiangan akhirnya ga dibuatkan mbak Nani, alasane biasane Lana mau beli mie di sekolah. Tadi pagi entah kenapa, kok sudah sampai sekolah mbak Nani pulang lagi bareng Lana yang nangis, kata mbak Nani Lana nangis di sekolah karena ga dibikinkan mie dan ia tidak mau beli. Sudah dikasih nasehat guru-guru TK tetap ae ia ga mau malah nangis banter, so ya pulang ae.
Ul, aku ga tahu apakah ini kali pertama atau sudah beberapa kali seperti ini. Mbak Nani memang ga pernah cerita apa-apa tentang kenakalan Lana, kalaupun tak tanya paling cuma bilang 'ndek wau nangis', wis cuma gitu.
Tadi pagi memang aku pulang lagi setelah masuk kelas, gigiku sakit bukan main dan aku pulang untuk sekedar bikin kopi lalu minum obat. Pas baru mau masak air untuk bikin kopi dan mie, tiba-tiba Lana pulang dan nangis, ternyata seperti itu alasane, trus tak bikinke mie dan tak suruh berangkat lagi.
Ul, sampai saat ini salah satu hal yang aku terlalu sering berakhir dengan nangis tak berdaya, ya soal Lana, bagaimana dan apa yang mesti ku lakukan untuk mengajari kemandirian, keberanian, dan ketidak tergantungan pada orang lain (terutama mbak Nani).
Kau tahu sendiri kan Ul, aku tidak punya pengalaman belajar tekun waktu kecil sehingga aku sendiri bingung bagaimana cara mengajari Lana.
Aku cuma berharap mendapat  limpahan kesabaran sehingga secara perlahan mampu belajar bagaimana mendidik dan mengarahkan Lana dengan benar.
Dan kehadiranmu tentu merupakan sesuatu yang tak terelakkan bagiku, karena sampai sekarang hanya dengan bersamamu aku kembali merasa kuat dan memiliki alasan untuk tetap bertahan. Love you as always Ul....

O ya Ul, soal Jun, kayaknya masalah yang sedang dihadapi kok berat banget ya, dan aku kok ngerasa ia seperti ingin menghilangkan, melepaskan, atau minimal melupakan sesuatu yang merupakan bagian dari dirinya (mungkin masa lalu). Beberapa kali ia bilang bahwa kehilangan pak e dan awakmu membuatnya kehilangan seluruh semangat dan hidupnya dan ingatan akan pak e dan awakmu seringkali membuatnya semakin sakit dan terluka. Selain itu, ia juga pernah mengatakan bahwa ia tidak pengin pulang ke Selo, karena di Selo terlalu banyak luka dan kesedihan yang membuatnya berpikir untuk tidak kembali ke Selo karena hanya akan membuka luka lama. Dan bisa jadi ini yang ingin ia selesaikan.
Ul, bicara tentang melepaskan masa lalu, tiba-tiba aku kok ingat sama sosok Nyai Ontosorah (perempuan fiktif dalam Bumi Manusia-nya Pram). Seorang perempuan pribumi luar biasa yang berhasil keluar dari jamannya dan menjadi perempuan dengan berbagai prestasi yang sangat jarang dicapai perempuan pada zamannya namun ia kehilangan seluruh diri dan jiwanya akibat memutus mata rantai hubungan dengan seluruh masa lalunya. Meskipun berhasil pada akhirnya namun sayang keberhasilannya tetap saja penuh dengan dendam dan kemarahan atas masa lalu yang ia anggap telah membunuh kesejatian dirinya......
Ul, aku tidak bermaksud  untuk menyerupakan kasus Jun dengan perempuan fiktif ini, tapi kalau memang masalahnya adalah ingin melepaskan diri dari beberapa hal di masa lalu, maka itu benar-benar merupakan masalah yang sangat berat untuk dihadapi. Dan tak pikir akan lebih baik jika Jun mau berbagi dengan seseorang.
Jelas aku tidak masuk dalam kelompok ini, meski mau mau saja sebenarnya, selain mungkin bagi Jun cara terbaik untuk menghadapi masalah adalah dihadapi sendiri. Menurutku Ul, mungkin hanya kamu yang bisa melakukan ini (selain karena ia sangat mengagumimu juga karena saat ini awakmu bisa masuk langsung ke hatinya dan tidak memerlukan tatap muka), mungkin hanya kamu yang ia inginkan untuk berbagi, maka dengan caramu, temani ia ya, bantu ia, masuklah dalam jiwanya dan biarkan ia merasakan bahwa ia tidak sendiri, bahwa engkau selalu ada untuknya, bahwa mengingatmu tak lagi melukai hatinya, bahwa mengingatmu merupakan salah satu anugerah untuknya.
Ah, entahlah Ul, semoga saja apa yang tak pikir tak sesuai dengan kenyataan. 

Sudah dulu ya cerita kali ini, besok kita lanjutkan, he he....
Kalau aku masih bisa tidur malam ini, temui aku ya, aku lagi sangat ingin kembali menikmati seluruh keindahanmu ki.
merindumu adalah getar mendebarkan paling indah bagiku, sakit yang begitu ku harapkan, gelisah yang begitu ku dambakan....