Jumat, 06 April 2012

Ul, ...

Ul, semakin tak tertahan lagi denyut yang semakin menghentak ini. Rindu padamu sepanjang waktu. Rindu yang kadang menghilangkan akal pikiranku, menghilangkan nalar rasioku.
Ul, aku yakin semua berjalan dengan kuasa-Nya. Cinta, rindu, dan segala rasa yang mengalir di nadiku, segalanya berasal dari-Nya, semua atas perkenan-Nya.
Ul, ah....jadi kelu lidahku, jadi kaku jemariku, 
Hadirkanmu selalu membuatku berlidah kelu, tak mampu menyusun kata untuk bercerita. Kau tahu, sama seperti waktu-waktu dulu. Bersamamu segalanya menjadi sirna, tak ada lagi gundah gulana, tak ada lagi beban menekan, tinggal bahagia yang tak tertahan, bahagia yang terlalu eman untuk disela dengan kata.
Ul, kau pasti juga tahu, aku tetap saja gembeng, masih terlalu sering menangis ketika merasa beban begitu menekan, ketika rindu begitu menggebu. Tapi tenang, tangisku untukmu, padamu, dan tidak kan ku biarkan orang lain melihatku. Biar Ia saja tahu. 
Ul, peluk aku dengan cintamu, biar tak lagi menggigil tubuhku...
ternyata ini bulanmu, pantas aku begitu merindu....