Minggu, 07 Oktober 2012

Sekedar cerita

Hai Ul, aku yakin engkau dalam keadaan yang selalu baik malah mungkin semakin hari semakin luar biasa karena engkau kini bersama Ia yang Maha Segala.
Ul, aku merindumu, pasti itu, tapi bukan untuk itu aku menulis kali ini. Aku hanya ingin bercerita bahwa kayake sekarang Jun baru dalam masalah yang mungkin ia sendiri kurang bisa terima. Mungkin juga saat ini ia merasa bahwa satu-satunya orang yang berhak untuk mendengar ceritanya adalah engkau, maka kalau bisa datanglah padanya, biar ia bisa bercerita, menceritakan banyak hal yang mungkin saat ini mengganjal dan menekan batinnya.
Ul, aku bukan engkau dan tidak akan pernah menjadi engkau. Bagi Jun dan Anip engkau jelas tak tergantikan. Aku hanyalah orang yang dulu pernah engkau ajak untuk membantumu, menjaga agar segalanya tetap berjalan dengan baik, menjadi orang yang akan ada ketika diperlukan, dibutuhkan.
Ul, terus terang hanya satu yang bisa ku janjikan untukmu bahwa aku berusaha selalu menjadi orang yang membantumu untuk menjaga mereka, orang-orang yang bertahta dalam singgasana hatimu, menjadi orang yang senantiasa ada ketika diperlukan, menjadi orang yang selalu bersedia untuk setiap bantuan dan pertolongan.
Ul, jangan biarkan anak-anak itu kehilangan pegangannya, hadirlah saat mereka benar-benar membutuhkanmu untuk bicara, mungkin saja mereka agak terbiasa denganku untuk membicarakan banyak hal, tapi Ul, aku tak akan pernah mampu untuk menyentuh wilayah privacy mereka, wilayah yang mungkin hanya engkau yang boleh memasukinya.
Benar katamu Ul bahwa pada akhirnya semua orang akan sendiri, namun benar juga bahwa ada saat ketika orang tidak dapat menahan segalanya sendiri. Ada saat-saat di mana orang membutuhkan seorang yang benar-benar dipercaya untuk sekedar berbagi cerita. Untuk sekedar melepaskan penah di dada, untuk sekedar meringankan beban yang menekan hati dan rasa.
Ul, aku mulai berpikir bahwa mungkin saja apa yang kulakukan selama ini salah. Aku salah sudah berbicara terlalu dalam dengan Jun mengenai berbagai hal yang terkait denganmu, Lana, dan aku sendiri.  Aku khawatir bahwa ada beberapa hal dari yang aku ceritakan sedikit banyak mengusik atau bahkan mungkin mengganggu.
Awalnya memang aku hanya ingin berbagi, dengan harapan Jun juga mau berbagi persoalan denganku--meski aku tahu aku tak bisa berharap terlalu banyak karna aku tahu mungkin hanya engkau yang mampu--. Dan kenyataannya memang begitu.
Ul, aku tidak marah, tidak kecewa. Bagiku ketika Jun dan Anip bisa menerimaku sebagai teman bicara, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Artinya aku tetap masih punya cukup banyak kesempatan untuk tetap melakukan apa yang pernah aku janjikan padamu, menjaga dan menjadi orang yang ada ketika dibutuhkan, ketika diminta bantuan.
Ul, sekali lagi, dengan izin Ia yang Maha Segala, hadirlah dalam hatinya, biar ia dapat kembali berbincang denganmu, berbagai beban denganmu agar tak terlalu lama berada dalam kegelisahan yang kadang sangat menyakitkan.
Ul, wis disik ya, meski sebenare tak pernah ada cukup waktu bagiku ketika bersamamu.........
Ul, kembali merindumu, dalam raga dan sukmaku....