Jumat, 12 Oktober 2012

Ul, berbagi cerita nih...

Hai Ul, aku selalu yakin bahwa engkau selalu berada dalam keadaan yang semakin baik di sisi Ia yang Maha Menghendaki Segala.

Ul, perkembangan Lana belakangan ini membuatku bingung, ragu, dan gamang untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Beberapa hari ini--mungkin sekitar 2 mingguan--Lana menjadi seperti males berangkat ke TPQ. Aku belum tahu pasti sebenarnya kenapa ia menjadi malas berangkat, apakah karena ia ingin bermain saja, ataukah ia merasa keberatan ketika harus sekolah dua kali, pagi di TK dan sore di TPQ, ataukah ia merasa terbebani dengan kenyataan bahwa ia belum berani untuk maju sendiri.
Sebenarnya terpikir juga bahwa ada kemungkinan Lana cukup terbebani dengan beban belajar ini. Ia yang secara usia mungkin masih sangat membutuhkan banyak bermain, tiba-tiba harus berangkat sekolah dua kali sehari, mungkin inilah stress keccil gaya anak-anak, menjadi malas berangkat.
Ada saja alasan yang ia gunakan agar tidak berangkat, mulai dari ngantuk, tidak mau mandi, hingga tidak mau pakai baju (maka beberapa kali Lana berangkat sekolah dengan menggunakan kaos). Sehingga dalam beberapa hari inipun aku sering bertegang urat dengan Lana karena tidak mau berangkat TPQ. Ya, akhirnya ia berangkat juga sih, tapi berangkatnya dengan keterpaksaan, terpaksa karena ga berani membantahku.
Ul, aku sendiri cukup terbebani melihat Lana berangkat TPQ dengan terpaksa. Aku sendiri merasa jangan-jangan belum waktunya bagi Lana untuk benar-benar belajar di sebuah institusi pendidikan.
Tapi kalau tidak ikut di TPQ, Lana mau mulai belajar ngaji di mana? Karena sekarang sudah menjadi umum bahwa anak-anak belajar ngaji di TPQ. Ngaji di musholla seperti saat kita kecil dulu sudah ga laku lagi. Sementara sampai sekarang aku juga masih bingung bagaimana cara ngajari Lana.
Ul, beberapa kali aku nyoba ngajari Lana ngaji, tapi selalu saja ia menolak dan kalau dipaksa, hasilnya ia nangis. Kalau sudah begini aku sendiri akhirnya yang ga tega.
Ya, untung saja ada satu kebiasaan yang sudah diterima Lana, yaitu bahwa habis magrib ia mesti ngaji fasholatan, meskipun kadang juga dilakukan sambil bermain dan aku yang lebih banyak membaca daripada ia.
Ul, seringkali juga aku bingung dengan kecenderungan Lana yang masih saja sangat bergantung pada mbak Nani. Tidak salah memang karena engkau sudah tidak ada di sisinya lagi, tapi pada tingkat tertentu aku khawatir ia menjadi semakin tergantung pada mbak Nani sehingga tidak memiliki keberanian untuk bertindak sendiri, bertindak mandiri.
Ah, entahlah Ul, hari-hari ini aku sering bingung mesti bicara dengan siapa, bertukar pikiran dengan siapa? Biasanya memang aku bicara dengan Jun dan seringkali ia memberi solusi yang bagus, namun beberapa hari ini kayaknya Jun sendiri lagi bertarung dengan dirinya sendiri dan kayaknya belum bisa diganggu dengan hal-hal lainnya.
Ya, akhirnya cerita sajalah ke awakmu karena memang selama ini kepada engkaulah aku mengatakan semuanya pada akhirnya, he he he.
Semoga segera ku temukan caranya, bantu aku ya...

Ul, seperti biasanya I love you as always, aku merindumu dalam tidur dan sadarku....