Kamis, 31 Januari 2013

unthinkable story

Hi Ul, aku yakin engkau selalu dalam keadaan yang baik dan penuh dengan kebahagiaan.
Ul, dua hari lalu aku mengalami peristiwa yang gimana ya, mungkin unik kata yang agak mewakilinya, sesuatu yang membuatku tampak bodoh, gak peka, dan tak terpikirkan sama sekali kalau intinya ternyata soal rasa, he he...
Sebenarnya aku ingin langsung cerita ke kamu, tapi malamnya aku tidur sore, seperti juga tadi malam. Kayake sekarang les membuatku menjadi sangat lelah sehingga jam 8-an aku sudah ngantuk banget--meskipun seringkali jam 12-an nglilir.
Gini ceritane Ul, hari itu sekitar jam 5 kurang 15 menit, aku baru saja ambil air wudlu untuk shalat Ashar, tak lihat di depan rumah ada motor, tak pikir Tolhah karena motore sekilas sama, ternyata bukan.
Aku persilahkan ia masuk kemudian aku tanya ada perlu apa?, ia menjawab: 'pak wingi pak Fuad njaluk no sampeyan kan? iki maksude piye?'. Ul, sungguh aku benar-benar bingung, ada masalah apa ini? kok tiba-tiba pertanyaane kayak gitu. Ya aku mengenalnya karena sekolah pernah punya hubungan kerja dengannya dan mas Fuad juga, tapi aku ga merasa lagi masalah dengannya tapi kok tiba-tiba ia bertanya seperti itu? apa da hubungannya dengan sekolah atau mas Fuad ki.
"Sik-sik pak, jane ki da apa? coba njenengan critakan dari awal, serius aku ga paham maksud e njenengan?" kataku.
"Wingi pak Fuad njaluk nomor njenengan kan?" tanyanya. "Ya", jawabku "wingi mas Fuad memang sms aku njaluk no, tapi no sing dijaluk nomore Jun, adine" (Hari Minggu memang mas Fuad sms aku, tanya punya nomore Jun ga, kemudian mas Fuad tak kirim nomor yang aku punya, dan saat itu aku benar-benar ga nggeh kalo ini berhubungan dengan Jun, bukan dengan persoalan pekerjaan atau persoalan kesalahan yang aku lakukan).
Ul, aku benar-benar bingung, ia kemudian malah bercerita kalau ia dikata-katane di sms, kemudian bercerita dengan facebook yang aku ga paham, kemudian bercerita tentang berita yang aku juga ga ngerti maksude. Lagian biasane Ul, jika aku lagi ada masalah aku deg-degan, ada kekhawatiran yang menyelinap di hatiku sehingga detak jantungnya berpacu lebih cepat. Kali ini aku tidak merasakan apa-apa, kok aku kedatangan tamu yang kelihatan sangat khawatir (tahu ga Ul, saat ini bercerita keringatnya bercucuran--sepertinya keringat dingin, keringat orang yang lagi takut dan sangat khawatir--dan ia juga sering menunduk--menangis).
Ul, aku benar-benar bingung, beberapa kali tak minta ia menceritakan apa yang terjadi dari awal, dan tetap saja aku ga ngerti ujung pangkalnya, akhirnya aku meminta maaf jika telah melakukan kesalahan padanya, baik kesalahan pribadi atau jika terkait dengan sekolah, "tapi ya kayake ga mungkin pak  kalau secara pribadi aku melakukan semacam teror ke njenengan, karena aku ga punya nomor njenengan dan aku juga ga tahu akun facebook njenengan" kataku,
Ul, ia kembali mengulang ceritane (yang tetap saja aku ga ngerti ujung pangkale), sampai akhire aku tanya: "Pak Fuad tahu cerita iku pak?" Ia menjawab: "Ya", "ya wis coba tak hubungane pak Fuad, sebab aku bener-benar ga faham maksud njenengan", kataku.
Kemudian aku mencoba menghubungi mas Fuad, beberapa kali dan ga da yang njawab, ia tetap ae ngulang cerita yang bagiku semakin kabur dan ga dapat ku mengerti apalagi ia ngomongnya lirih. ah....semakin bingung ae aku Ul.
Ku lihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 5.10 dan aku belum shalat Ashar, lalu aku bilang: "Pak tulung aku dicritane saka awal sing jelas, tapi aku tak salat disik ya, sebab aku durung Ashar". 
Ul, aku meninggalkannya untuk shalat Ashar, dan tahu ga baru dua rakaat ia sudah meminta ijin padaku untuk pulang "Wis mas aku tak bali disik ya", katanya.
Ul, aku benar-benar semakin bingung dengan apa yang terjadi, kemudian habis shalat aku kirim sms ke mas Fuad untuk menanyakan apa  sebenarnya yang terjadi, setelah itu aku jalan-jalan dengan Lana kemudian mampir di rumah lor untuk mengambil buku yang tak pinjam dari mas Fuad. Pas di lor--hampir magrib--mas Fuad balas smsku, ini sms e:
"wah...cak...ngelu sirahku..dadi **** ki tau ngomong kr aku nek dw e seneng kr jun...iku wis ga neng goku...tak jawab nek aku tdk dlm kpstas menolak ato mnrma...aku cuma blg nek pncn dia wis rmbkn dw kr jun...dan jun tu mau...iku ursne gmpg...iku rak yo jwbn proporsional jane...dd dia moro ng mah wgi...aku mlh bgg..."
Ah...ini masalahe ternyata, pastes kok aku ga bs nyambung blas, ah...jangan-jangan wingi pas mas Fuad minta nomor e jun sebab orang itu tanya mas Fuad nomor e Jun? aku juga ga tahu apakah kemudian mas Fuad kasih nomor itu kepadanya atau berpura-pura ga tahu, ah mbuhlah....
Kemudian mas Fuad ngebel aku dan menjelaskan cerita sebenarnya, dan dari mas Fuad aku tahu ternyata orang itu sudah nemui bue hari itu karena aam juga baru sms mas Fuad untuk nelpon bue terkait hal itu, dan bue jadi bingung juga apa yang terjadi, lalu mas Fuad minta aku untuk ngomongi bue apa yang terjadi.
Dari aam aku tahu bahwa orang itu datang ke rumah pada pagi hari dan kemudian sore hari--yang aam ikuti--karena ia menemui bue pas di dapur dan pas asah-asah. Kata aam ia minta nomor tlepon Jun dan bue maupun aam kan ga punya. Jare aam bue semakin bingung dengan apa yang terjadi. 
Ul, ternyata ia ke rumah kita itu setelah dari rumah bue, dan mungkin ingin tanya nomor e Jun atau mungkin ia sudah dikasih nomor oleh mas Fuad kemudian ia coba ngebel ke nomor itu tpi ga bisa. 
Ah entahlah Ul, Kemudian aku temui bue dan menceritakan apa yang terjadi secara singkat yang intinya seperti yang diceritakan mas Fuad. Ya memang belum lengkap juga ceritaku karena yang paling tahu tentang hal ini memang mas Fuad, tapi minimal bue tahu garis besar apa yang terjadi sehingga jika misale orang itu datang lagi tidak lagi bingung dan bisa mensikapinya dengan biasa.
Aam khawatir jika orang itu besok datang lagi, lalu aku bilang jika ia datang lagi maka sms aku, aku tak sms mas Fuad agar ia ngubungi orang itu dan ngomong agar ia ga usah ke rumah lor lagi.
Ul, tak pikir sudah selesai masalah karena paginya aam ga sms aku, eee ternyata masih ada lanjutannya (meskipun ya merupakan hal yang wajar). Pas lagi di sekolah aku dicari oleh kakak orang itu, aku langsung nggeh kalo ini pasti masalah itu, lalu aku ajak ia ke kantor dan menceritakan apa yang terjadi seperti yang tak ketahui, kemudian dia bilang akan menghubungi mas Fuad, lalu aku sms mas Fuad dan beberapa saat kemudian mas Fuad bilang bahwa ia sudah ditelpon.
Ya...kalo dilihat dari sudut orang yang lagi jatuh cinta, mungkin hal-hal yang tidak masuk akal dan unik ini menjadi wajar, tapi aku malah kepikiran bagaimana kalo orang itu bilang ke Jun kalo ia dapat nomor dariku, bahhhhhhhh bisa tambah kaco ni, bisa-bisa Jun malah benar-benar ga mau lagi bicara maupun membaca ceritaku, ah..semoga saja tidak lah...
Mungkin itu dulu cerita kali ini Ul, sebuah cerita yang benar-benar membuatku tampak bodoh, sebuah peristiwa yang benar-benar tak perpikirkan olehnya bahwa ujungnya di sana, ah...ternyata nalarku masihlah nalar bocah yang belum benar-benar memiliki kepekaan sama sekali...
See you....love you so much as always...
seperti juga rinduku yang selalu menggulung berusaha menyentuh dan mencium bibir pantai sua....