Senin, 07 Agustus 2017

Ceritaku kali ini

Hai Ul, aku yakin insya Allah keadaanmu baik-baik saja bahkan mungkin jauh lebih baik lagi.
Ul, mulai tahun pelajaran ini aku sudah tidak lagi menjadi kepala MTs Putera Sunniyyah Selo. Memang aku sendiri yang merencanakan ini, tapi ternyata memang susah untuk menghilangkan kebiasaan memberi instruksi, memang susah untuk diam ketika ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, memang susah untuk tiba-tiba menunggu instruksi atas sesuatu yang biasanya memberi instruksi.
Dan tampaknya Tholhah juga masih dalam proses adaptasi, ada beberapa kali ia agak canggung ketika memutuskan sesuatu, ada kesan ada rasa ewuh pakewuh ketika ingin melangkah, tapi sekarang tampaknya ia mulai mengerti dan memahami posisi barunya.
Ul, tak pikir ketika aku sudah lagi menjadi kepala madrasah, aku bisa lebih banyak waktu untuk bersama Lana, berusaha memberikan bimbingan sebaik-baiknya sebagai bagian dari tanggung jawab orang tua, tapi ternyata tidak semudah itu. Meskipun benar bahwa aku memiliki lebih banyak waktu bersama Lana--tentunya dibandingkan ketika masih jadi kepala madrasah--ternyata aku juga masih bingung mesti bagaimana mendampingi Lana. Kayaknya aku juga mesti kembali belajar bagaimana bisa bicara dengan baik, bagaimana bisa mendampingi proses belajar Lana, dan seterusnya. Kau tahu kan Ul bahwa aku dulu tidak termasuk orang yang tekun belajar, bahwa aku juga bukan termasuk orang yang tahu bagaimana cara belajar yang baik, sehingga akibatnya aku juga belum bisa mengajari Lana dengan baik, masih saja bingung bagaimana melakukan pendekatan kepada Lana sehingga ia benar-benar merasa nyaman ketika belajar bersama aku (ingat kan Ul, dulu kita pernah bersepakat bahwa kamu yang akan menjadi tempat akhir bagi Lana untuk mengadu dengan seluruh kelembutanmu sebagai ibu, sedang aku mendapat peran untuk menjadi pengawas dengan seluruh ketegasan sebagai bapak).
Belum lagi, Tholhah memintaku untuk tetap berada dalam sistem, ia memintaku untuk menjadi Wakabid Kurikulum (jabatan yang dulu dipegangnya), aku jelas tidak bisa menolak karena ketika aku mohon ijin pak Niam untuk berhenti, aku berjanji tetap akan membantu dan ikut menjaga perkembangan MTs Pa. Ternyata pekerjaan yang menjadi bagian bidang Kurikulum cukup banyak juga, dan membutuhkan waktu maupun pikiran yang cukup menyita, untungnya aku diberi staff, sehingga pekerjaan yang sifatnya administratif bisa tak minta staff mengerjakan. Selain itu, jam mengajarku juga membengkak, dari 8 jam pelajaran menjadi 36 jam pelajaran. Ternyata masuk kelas mulai jam 07.00 - 13.15 terus menerus melelahkan juga. Begitu sampai rumah paling hanya bisa bertanya ke Lana, shalat belum. Itupun jika Lana belum berangkat diniyyah.
Ul, memang benar tetap saja laki-laki selembut apapun tidak akan pernah menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya, karena menurutku seorang ibu, sesibuk apapun ia tak pikir hati dan pikirannya akan senantiasa bersama dengan anak-anaknya, seorang ibu akan senantiasa menciptakan tali psikologis yang mengikat dirinya dengan anak-anaknya.
ah, entahlah Ul, selalu saja ketika menulis untukmu antara apa yang ingin aku ceritakan dan apa yang aku tuliskan selalu tidak pernah berimbang, begitu banyak yang ingin aku ceritakan, begitu banyak yang ingin aku bagikan, namun pada akhirnya begitu sedikit yang bisa aku tuliskan, begitu sedikit yang bisa aku kisahkan.
Semoga lain kali aku bisa bercerita lebih banyak lagi (dulu pun aku juga seperti ini kan Ul, saat bersamamu engkau yang selalu lebih banyak mampu menceritakan segala hal kepadaku, sedang aku--meskipun sebenarnya juga ingin bercerita banyak hal--pada akhirnya hanya mampu menceritakan beberapa hal saja, meskipun kata orang-orang aku ini banyak bicara).
Selamat kembali menikmati istirahatmu, jangan lupa dengan caramu ingatkan aku ketika apa yang aku lakukan keluar dari yang semestinya, mohonkan juga pada Ia Sang Maha Segala, semoga Ia berkenan menganugerahkan kepadaku kemampuan untuk menjalankan dan melaksanakan segala peran dan amanah yang ditetapkan untukku, semoga Ia senantiasa menghadirkanmu padaku. Amin
love you so much.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar